Osama Bin Laden, Mujahid Atau Teroris?
Lahir 10 Maret 1957
Riyadh, Arab Saudi
Meninggal 1 Mei 2011 (umur 54)
Abbottabad, Pakistan
Nama Panggilan Usamah bin Ladin
Dikenal karena Perang Soviet-Afganistan
Perang melawan Terorisme:
Perang di Afganistan
Perang di Pakistan Barat Daya
Anggota dari Al-Qaeda
MENURUT majalah News Week vol 133, Osama adalah orang Muslim yang taat, kaya, berbakat, karismatis, dan cakap. Osama sama sekali tidak mempunyai kesan angker dan arogan, tetapi sebaliknya, sopan dan lembut. Namun, mengapa dalam potret Amerika Osama adalah teroris kelas kakap yang paling berbahaya?
Menurut Osama dalam wawancara dengan The National, 5 Januari 1999, seluruh Dunia Islam sedang dieksploitasi aliansi Salibis-Yahudi. Lihat Pakistan, dia di bawah tekanan kuat mereka secara ekonomis dan politis. Afganistan, Iran, Irak, Suriah, Palestina, Lebanon, Sudan, Somalia, Libya, Mesir, dan negara-negara Teluk termasuk Saudi, semuanya di bawah tekanan konspiratif aliansi ini. Dan, status quo seperti ini akan terus dipertahankan, agar Islam tetap tersubordinasi, ini hanya perpanjangan perang salib.
Dalam wawancara dengan harian Palestina bulan November 1996, Osama benar-benar mengeluhkan perlakuan kerajaan Saudi terhadap intelektual Muslim: ”Memecat mereka dari pos-pos di berbagai universitas dan masjid di kerajaan ini, bahkan melarang peredaran kaset-kaset mereka, melarang ceramah-ceramah mereka yang hanya memberi nasihat mana yang baik dan mana yang buruk.” Ini yang membuat Osama benar-benar membenci apa saja yang berbau Amerika karena mereka telah berhasil membentengi dan mendikte kerajaan Saudi dengan tujuan eksploitasi harta negara dan mempertahankan eksistensi 500 ribu tentara AS di Jazirah Arab ini.
Bagi Osama, AS datang bukan untuk mempromosikan demokrasi di dunia Arab dan mendukung perlawanan bangsa Palestina menentang pendudukan Israel, bahkan sebaliknya berkonspirasi menggerogoti oposisi terhadap penguasa Arab dan melindungi Israel.
Dari persepsi ini, Osama akhirnya mendeklarasikan jihad menentang aliansi dan konspirasi Salibis-Yahudi. Prioritasnya adalah membebaskan Al-Haramain dan Al-Quds. Kalau memang aliansi tidak mau keluar secara sukarela dari tanah Arab, ”Amerika akan meninggalkan Timur Tengah apabila semua tentara dan rakyatnya dikirim pulang dalam peti mati. Begitulah keadaannya saat Anda akan hengkang,” ucap Osama menggertak dalam wawancara ABC ’Nightline’.
Komitmen dan konsistensi oposisinya yang menjadi pelatuk simpati dan berbagai belahan bumi Islam. Sebagaimana diakui oleh pejabat senior Amerika yang memantau aktivitas Osama baik di Afghanistan, Sudan, maupun di mana saja, ”Dia mendapat dukungan kuat di kalangan rakyat biasa di Dunia Islam hanya dengan argumen politik sentralnya: tentara Amerika harus keluar dari Arab Saudi.” Dan, esensi seruannya yang berkali-kali diucapkan dalam setiap wawancara.
Menurut Osama, agenda besar konspirasi adalah memecah-belah umat Islam dan ini yang harus kami lawan. ”Jihad adalah bagian dari agama Islam. PLO melepas senjata dan mendapat kekuasaan Palestina. Namun, apa yang telah Yahudi berikan? Sampai sekarang Israel tidak pernah memberikan 1% pun dari hak-hak Palestina,” ujar Osama dalam wawancara denganYusufzai, di majalah Time.
Menurut Osama, sangat keliru menuduh dia terlibat dalam pelbagai aktivitas terorisme. ”Tuduhan Amerika itu tidak benar, kecuali kalau memang mereka kaitkan peristiwa itu dengan seruan saya. ini jelas dan saya akui itu. Saya termasuk salah seorang yang menandatangani fatwa dan mengajak mengobarkan jihad,” tegasnya membela.
Osama bereaksi dalam upaya membebaskan diri dan Dunia Islam dari hanya yang diyakininya sebagai konspirasi besar Salibis-Yahudi, lain tidak. Dan, kalau memang keyakinannya sebagai seorang Muslim untuk membela diri dan menerapkan ajaran Islam dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal, maka Osama menyatakan, ”Kalau memang mengobarkan jihad melawan Yahudi dan Amerika untuk membebaskan Al-Aqsa dan Ka’bah dianggap sebuah tindakan kriminal, biarkan sejarah menjadi saksi bahwa saya adalah kriminal.” (disarikan media.isnet.org/cmm)
Diambil dari : http://www.cmm.or.id
Sumber: Harian Terbit Online, 10 Maret 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam