Puisi di bawah ini adalah apresiasi penulis terhadap sosok perjuangan seorang hamba yang kita sebut dengan bidan. Bidan yang mengabdikan dirinya di desa terpencil jauh dari kemewahan. Puisi ini pernah dilombakan namun tidak masuk kategori pemenang. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Bidan Desa
Oleh : Fuadi
Cantik merona nampak di wajah beliamu
Sepasang mata bening menatap indah nirwana
Mengayun langkah menuruni lembah
Menyapa kabut pagi di pinggang bukit
Senyummu merekah di kelilingi para bocah
Saat gadis kota seusiamu
Menyulam mimpi indah
Meretas hidup bergelimang wah
Engkau memungut tetes-tetes embun
Satu-satu kau lulurkan pada luka warga
Keringat kau biarkan tertebar
Kadang berjalan kaki
Sepeda kau tuntun
Seperti malam ini
Sehabis shalat isya
Senter kau nyalakan menerangi jalan
Menyibak gulita malam
Gigil kau tinggalkan meggelepar terasing di kamar sunyi
Segaris nyawa membutuhkan lentik jemarimu
Agar tunas harapan bangsa lahir ke dunia
Telah kau ikhlaskan kisah hidupmu
Di desa terpencil bersama koreng, panu dan nanah
Meski sulit
Engkau lukis sederet sketsa
Harapan
Impian
Cita-cita
Untuk Indonesia sehat
Bingkai Hati, 201212
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam