Senin, 06 Januari 2014

Puisi Untuk Bangsa


Puisi di bawah ini pernah diikutsertakan dalam lomba puisi yang diselenggarakan oleh Writing Revolutin. Selamat menyimak, dan saya minta maaf atas kekurangan yang terdapat dalam puisi ini, mudah-mudahan puisi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. 

TUNAS-TUNAS BANGSA PENEGAK PANJI-PANJI
Oleh : Fuadi

Tunas-tunas bangsa penegak panji-panji. Di tengah carut-marutnya ekonomi, dengarkanlah lenguhan lirih bangsa menahan kepedihan di ceruk reformasi linglung. Gemuruh demonstran membanjiri jalanan, ketika ketukan palu sang hakim mengundang prahara. Para buruh meminum darah mereka sendiri. Penyamun melahap bulir padi petani, bersulang tawa sambil mencampurkan serpihan kayu pada kopi luwak di anjung peranginan.

Kepakkanlah sayapmu mengitari angkasa untuk menyemai benih-benih cinta di bumi nusantara. Cengkeram dengan kuat kutu-kutu yang menghanguskan daun-daun cabe, bawang putih dan bawang merah yang membuat petani meringkuk lelah, mendendangkan lagu pasrah di sawah-sawah rekah. Ketup-ketuplah dengan paruhmu nan runcing batu-batu yang melindas humus tanah, sehingga daun-daun meninggalkan ranting, hutanmu meranggas karena di tebas dengan ganas.  Gersang, semilir angin malam malas membawa sejuknya embun.

Ambillah kendali dari tubuh-tubuh ringkih di makan usia yang hanya mampu memakan apa yang terhidang, bagai kerbau di cucuk hidung. Sedang perjuangan masih panjang menantang, Ibu Pertiwi merindukan karya anak bangsa sepertimu. Tidak perlu sumpah sebab akan menjadi serapah, jangan berjanji seperti koruptor menjual diri lalu dipungkiri. Berikan bukti pasti.

Berkemaslah menerima khitbah ibu pertiwi dengan cinta suci, bergegas membangun negeri agar bangsa bernapas lega. Hiruplah udaraNya dengan gelora muda, lalu hembuskan napas suci untuk melukis ibu pertiwi dengan kuas cinta. Persembahkan racikan wah untuk negeri bermarwah.

Kelak engkau akan melihat gerombolan burung terbang dengan riang, berdendang menyambut matahari dengan merdeka. Daun-daun menari mengikuti irama bayu, pepohonan rimbun menghijau, awan-awan putih menghiasai langit biru. Mata air perawan nan bening tenang mengalir lincah, memarakan lautan, tempat biota laut mencandai riak dan gelombang. Jauh disana, gugusan gunung menjulang angkasa. Tegak berdiri gagah bersama edelwisnya, menancap kukuh pada ibu pertiwi, penjaga nan setia. Seragam putih-merah, putih-biru, putih abu-abu berlari meraih mimpi tanpa rasa iri. Di situlah nusantara memancar, memendarkan cahaya kemilau, dari hembusan semangat muda bangsa, dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.


Pekanbaru, 210513

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam