Selasa, 28 Februari 2017

Surat Dari Sahabat



Ilustrasi : Internet

Puisi "Surat Dari Sahabat" mengisahkan antara dua orang sahabat beda negara. Satu di Indonesia dan sahabatnya berasal dari Negara Palestina, yang selalu dirundung malang di bawah kekuasaan Israel yang tak beretika, pencaplok, penjajah bengis. Terkadang di sana hidup dan kematian bagai membalikkan telapak tangan.

Silahkan disimak, moga bermanfaat. 
  
SURAT DARI SAHABAT
Oleh : Fuadi


Sambil ngopi pagi
Kubaca surat darimu
Sepucuk surat bertinta darah
Deg!, hatiku mandeg

Dalam surat berpita kafan itu
Kau ceritakan kematian ayahmu
Kematian tragis di ujung senapan zionis teroris
Dua tahun lalu

Setahun lalu
Ibumu menyusul ayahmu
Saat shalat zuhur di rumahmu yang tinggal puing
Sebuah bom menerbangkan seisi rumah

“Selamat jalan syahidah” bisikku dalam hening menahan gemuruh dada

Dua bulan lalu
Saat kau, adikmu dan yang lain bermain perang-perangan
Tiba-tiba ia tersungkur dengan dada penuh mesiu peluru
Dalam dekapanmu ia genggam sebuah batu sesaat menemui Tuhan  

Kabar terakhir darimu
Adalah ketika kau hafiz Al-Qur’an
Dan berfoto gagah mengokang senjata
Di Gaza-Palestina rumah para Syuhada

Tiba-tiba kopiku mengalirkan darah
Tumpahan dari kubah Al-Aqsa
Di masjid seberang jalan azan maghrib merapatkan shaf
Hayya 'Alal Falah

PKU, 190716

Doa untuk Palestina : 

Ya Rabbana, selamatkanlah Palestina, sebagaimana Engkau telah menyelamatkan kota Mekkah dari serangan tentara bergajah. Sebagaimana juga Engkau telah menyelamatkan nabi Musa as dari kekejaman Fir’aun laknatullah. 

Teguhkan hati para mujahidin dimanapun berada, kuatkanlah langkahnya, dan hinakanlah musuh-musuh kami dan juga musuh-Mu.  Aamiin.




Selanjutnya »

Senin, 27 Februari 2017

Puisi Tentang Bulan Ramadhan

Ilustrasi : Internet

Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Seluruh umat Islam sangat menantikan bulan itu. Dengan datangnya setiap insan berharap bertambah baiknya laku perangai. Demikian kisah yang tertuang dalam puisi di bawah ini. 

Hendaklah setiap diri berharap akan perubahan ke arah yang lebih baik, aamiin. Selamat menikmati, mudah-mudahan bermanfaat. Salam perubahan

ENTAH KESEKIAN
Oleh : Fuadi

Entah kali ke berapa
Engkau datang menyambangi dada
Rupa hitam iman dilukiskan dosa
Berbilang-bilang masa

Ini kali kesekian
Kau datang dengan senyuman
Menawarkan rahmat pada insan
Acap lupa pada Tuhan

Godaan dunia fana
Tanpa titimangsa
Menyeret laku abaikan norma
Tersentak kala Ramadhan tiba

Akankah sesudut diri perbaiki hati
Pada bulan nan diberkahi
Bilakah selengkung senyum meningkahi
Hari-hari Engkau ridhai

Oh Tuhan
Selalu aku nantikan
Purnamanya hati
Diwaktu tak bertepi

Pekanbaru, 110616


Selanjutnya »

Minggu, 26 Februari 2017

DI LUBUK RINDU




Rindu adalah suatu hal yang sangat wajar bagi semua makhluk yang bernama manusia. Rindu hadir pada siapa saja, tak memandang kasta dan agama. 

Bagi umat Islam derajat yang paling tinggi tingkat kerinduannya adalah ketika hati dan keseharian kita lebih dekat kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Salah satu ciri masa itu tiba adalah ketika shalat subuh seperti ramainya masjid waktu bulan Ramadhan. 

Puisi di bawah ini terinspirasi dari rindu akan hal itu. Selamat menikmati, moga bermanfaat. 
 
DI LUBUK RINDU
Oleh : Fuadi

Subuh riuh
Masjid-masjid penuh
Shaf-shaf rapi berjajar
Sujud syukur Allahu Akbar

Biar Ramadhan lewat
Rumah-Mu banyak penikmat
Tua muda, remaja apalagi
Meramaikan tak pernah sepi

Kala masa itu datang
Sambutlah dengan hati riang
Masa kejayaan berulang
Kebathilan musnah terpanggang

Damailah alam
Sedamai malam apabila telah kelam

Bukit Hayal, 110616
Selanjutnya »

Sabtu, 25 Februari 2017

Puisi Di Juni (Antologi Melankolia Surat Kematian)



Puisi di bawah ini terdapat dalam antologi "Melankolia Surat Kematian" yang digagas oleh komunitas RUAS, salah satu grup yang diikuti oleh penulis di dunia maya. 

Silahkan dinikmati, semoga bermanfaat.

DI JUNI
Oleh : Fuadi  

Juni segala puncak
Kemarau merayu-rayu hujan
Air mata haru menyatu
Kepada Yang Satu doa tertuju

Tumbuh bertumbuh kini memikat
Sungguh singkat mengikat
Berhelai-helai laku berlalu
Usia hilang berbilang waktu

Kenang mengenang dikenang
Dalam album tersimpan laku
Kaupun tak pernah tahu
Ia berkah ataukah jalang

Jaga ia antara antara waktu yang dua
Berlena bahayakan diri
Sebab rencana mereka-reka
Kehendak Dia adalah pasti

Juni segala puncak
Antara rencana dan kehendak


Bingkai Hati, 130616


Selanjutnya »

Jumat, 24 Februari 2017

Puisi Di Bawah Merah Putih

Ilustrasi : Google

DI BAWAH MERAH PUTIH
Oleh : Fuadi

Di bawah tiang bendera
Tegak berderet anak-anak bangsa
Wajah mereka tertunduk sedih
Menyaksikan luka-luka Ibu Pertiwi

Dari berbagai suku yang berbeda dari Aceh sampai Papua  
Mereka nyanyikan lagu Indonesia Raya
Sepenuh jiwa, sepenuh cinta
Begitu khusyuk, begitu khidmat

Meleburkan rasa melahirkan asa
Menyatukan tujuan untuk kebersamaan
Dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Untuk Indonesia jaya

Di bawah kibaran Merah Putih
Satu kata terpatri dalam dada, selamanya
Indonesia tanah air pusaka
Untukmu segenap jiwa raga

Pucuk, 100117



Selanjutnya »

Kamis, 23 Februari 2017

Puisi Tentang Lailatul Qadar


ilustrasi dari Google

DI SEPULUH TERAKHIR RAMADHAN
Oleh : Fuadi



Di sepuluh malam terakhir

zikir kian sunyi

tahmid kian sepi

membiak di hati



Di sepuluh malam ke depan

debar dada mendamba

debar kalbu berlomba

menggapai cahaya



Di sepuluh malam ganjil

tulang-tulang kian gigil

harapan bersua sangat besar

mukjizat Lailatul Qadar



Di sepuluh malam terakhir

berharap ini bukanlah akhir

berkirim do’a kepada Tuhan

tahun depan berkelindan dengan Ramadhan





Pekanbaru, 250616




Selanjutnya »

Selasa, 21 Februari 2017

Puisi Tentang Malam Minggu

Ilustrasi dari Internet

Malam minggu adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh sebagian anak muda sekarang. Malam minggu dijadikan sebagai malam untuk berbagi cerita. Banyak alasan untuk itu seperti halnya karena besoknya minggu adalah libur sekolah atau libur dari rutinitas perkantoran bagi yang sudah bekerja. 

Bagi yang punya pacar malam minggu dijadikan malam untuk bertemu sekadar melepas rasa rindu dan sebagainya. Malam minggu juga dijadikan sebagian kalangan untuk menemukan jodoh, misalnya. 

Tetapi apapun alasannya pacaran dalam Islam tidaklah dibolehkan. Mencari jodoh dalam Islam bukan melalui pacaran. Orang Islam percaya jodoh di tangan Tuhan, jadi tak perlu repot-repot bermalam minggu menghabiskan waktu untuk mencari jodoh. Kalau sudah tiba waktunya pasti akan bertemu jua. 

Seperti yang dikisahkan puisi di bawah ini. Selamat menikmati, semoga bermanfaat. 

DARI MINGGU KE MINGGU
Oleh : Fuadi

Malam minggu pertama 
engkau pergi dengan kekasihmu
pulang membawa sekeranjang cinta 
tersemat di dalam dada
Malam minggu ke dua
bersama kekasih barumu
mengulur-ulur waktu 
menggambar langit dan lautan biru
Malam minggu ke tiga 
terbuka sedikit cela 
hati dipenuhi tanda tanya
tentang arjuna maha sempurna
Malam minggu ke empat
bulan tawar menawar 
tak sadar diri terperangkap
dalam buaian rayuan menyekap
Malam minggu ini 
engkau mulai merasa asing
ditinggalkan Tuhan 
dalam kurung penyesalan
Dari minggu ke minggu
aku masih setia di sini 
menunggu kekasihku
yang diberkahi Tuhanku

Pucuk, 040217
Selanjutnya »

Minggu, 19 Februari 2017

Puisi Tentang TKI





Puisi di bawah ini terinspirasi dari TKI yang bekerja di luar negeri untuk menyambung hidup dan kehidupan mereka. Begitu banyak cerita tentang TKI di luar negeri, dari penindasan, kriminalitas dan sebagainya. Tapi banyak pula yang berhasil dan bisa membantu kehidupan keluarga mereka di kampung. 

Latar pendidikan merekapun beragam. Mulai dari tamat SD sampai dengan Sekolah Menengah Atas, bahkan ada yang tidak tamat SD. Maka jangan heran kalau mereka ada yang menjadi pembantu rumah tangga di negeri orang.

Dari sekian banyak cerita tentang TKI, satu yang harus diingat mereka adalah Pahlawan Devisa buat negara kita Indonesia. Tapi tahukah kita bahwa sebenarnya mereka bekerja di luar negeri bukan karena mengharap menjadi pahlawan devisa tapi karena tidak adanya pilihan lain? 

Puisi di bawah ini contohnya, selamat menikmati. Jangan dilihat siapa yang menghasilkan karya, tapi ambillah manfaat dari karya tersebut. 

BUKAN PILIHAN
Oleh : Fuadi


Bukan pilihan 
meninggalkan tepian, ruang pertemuan kita
membagi tawa, mandi bersama
dan pulang menggendong kain cucian

Bukan pula hidup mewah, berleha-leha, melupakan budaya
apalagi menjadi pahlawan “Nonsense”
Pahlwan itu tahan banting, punya nyawa ganda
tak ada rasa sakit serta tidak mudah terbawa perasaan

Aku, hanya ingin bekerja sepertimu
mendapatkan uang dan kalau bisa bantu ibu
membantu pendidikan adik-adikku
sisanya untuk bekal perkawinanku

Sayangnya, itu aku dapatkan di negeri orang
bukan di negeriku yang kaya
negeri yang kucinta sepanjang masa
yang kini tergadai kudengar berita

Pucuk, 291216
 
Selanjutnya »