BUDIDAYA BELUT
1.1 Pendahuluan
Ada dua macam usaha yang dapat dilakukan dalam membudidayakan ikan ini, yaitu : a) memelihara belut, memelihara hanya sebatas pembesaran dan dipanen pada ukuran yang diinginkan untuk dikonsumsi, b) beternak belut, mengusahakan belut yang telah besar dan dewasa agar bertelur, selanjutnya ditetaskan dan benih yang dihasilkan dibesarkan untuk dikonsumsi dan sebagian dijual sebagai benih.
1.2 Klasifikasi Belut
Belut merupakan jenis ikan yang suka menggali lubang sebagai tempat bersembunyi. Klasifikasi lengkap dari kedua ikan ini adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Spesies : Monopterus sp
1.3 Morfologi dan Anatomi
Belut tidak memiliki sirip dada, sirip punggung dan sirip dubur. Ketiga sirip tersebut telah berubah menjadi sembulan kulit yang tidak berjari-jari. Tubuh belut juga tidak bersisik dan tidak bersirip perut. Letak dubur jauh ke belakang badan.
Hal lain yang dimiliki belut adalah sifat hemaprodit (memiliki dua jenis kelamin dalam tubuhnya). Belut muda selalu berkelamin betina (usia di bawah 9 bulan) sedangkan belut yang sudah sangat tua akan berubah kelamin menjadi jantan (usia di atas 9 bulan).
Secara alamiah belut merupakan binatang karnivor, ia memakan jenis binatang kecil yang hidup atau jatuh di dalam air. Seperti serangga, siput, cacing, anak katak dan anak ikan. Pada siang hari belut bersembuyi dalam lubang, kadang kala muncul hanya mengambil oksigen, sedangkan pada malam hari belut keluar dari lubang untuk mencari makan. Belut berkembang biak setahun sekali, tetapi dengan masa perkawinan yang amat panjang, yakni pada awal musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau.
1.4 Tingkah Laku Belut
Belut gemar berendam dalam lumpur, karena tak betah dengan cahaya matahari. Belut merupakan ikan yang mampu hidup dengan oksigen rendah.
1.5 Penyiapan Wadah Pembesaran Belut
Langkah sebagai persiapan yang harus dilakukan adalah menumpuk bahan organik di dasar meliputi 15% dari seluruh luas kolam. Adapun caranya sebagai berikut :
- Langkah pertama buatlah lapisan dari sekam padi dan dedak kasar dengan perbandingan yang sama (1 : 1), setelah lapisan dipadatkan, timbunilah dengan pupuk kadang kering setebal 10 cm juga.
- Selanjutnya di atas lapisan pupuk kandang ditimbun dengan sekam dan dedak kasar setebal 10 cm lagi.
- Lapisan tersebut dilapisi dengan ikatan-ikatan jerami padi yang kering.
- Agar tumpukannya tidak rusak maka dapat ditindih dengan bamboo kasar dengan keempat sudutnya ditindih batu bata.
- Setelah selesai dibuat (tebal media kira-kira 30 cm) barulah kemudian air dapat dialiri dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm.
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membuat pelumpuran yang subur dan pupuk kandang diperlukan sebagai bahan organik utama.
1.6 Penebaran Bibit
Jumlah benih yang bisa ditebarkan dalam kolam pembesaran adalah 500 ekor (ukuran 1 cm).
1.7 Pemeliharaan dan Pemanenan Belut Konsumsi
a. Pemeliharaan Tahap I
b. Pemeliharaan Tahap II
bagai mana tingkah laku belut saat memijah
BalasHapus