Selamat berjumpa saudara sekalian. Senang rasanya bisa mengisi blog ini lagi. Kali ini saya akan memposting sisi romantis dari Bapak BJ. Habibie (Presiden RI yang ke 3).
Untuk diketahui beliau sudah menghadap Sang Maha Pencipta dengan tenang tanggal 11 September 2019 kemarin, pukul 18.05 Wib. Semoga dihadiahkan surga oleh Allah SWT mengingat jasa dan amalnya selama ini baik kepada bangsa Indonesia khususnya dan umumnya kepada dunia Internasional, aamiin.
Bapak BJ Habibie sarat dengan prestasi membagakan, tokoh panutan. Disamping itu ternyata dia juga seorang yang romantis. Itu bisa kita lihat lewat untaian puisinya di bawah ini yang ditulisnya setelah ditinggal pergi istri tercinta Hasri Ainun Besari atau yang lebih kita kenal dengan Ainun. Beliau meninggal pada tahun 2010 yang lalu.
Berikut puisi Bapak BJ. Habibie, selamat menikmati, salam bahagia. Sebagai catatan judul di atas adalah inisiatif dari penulis saja.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu
bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah
sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu
itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa
kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap
saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak
di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti
kemarau gersang. Pada
airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada
kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku
bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka
sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku
setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku
kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu
mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada
untukku dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan
calon bidadari surgaku.
- Bacharuddin Jusuf Habibie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam