Tahun baru saja mulai
menghiasi kalender tahun 2012. Tapi bukan itu yang menjadi sorotan media
nasional sekarang ini. Diawal tahun 2012 kita dihebohkan dengan kelahiran mobil
Kiat Esemka, yang diprakarsai oleh Sukiyat yang dibantu oleh para pelajar SMK Warga
Surakarta, bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Kejuruan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Siapa Sukiyat, mengapa harus Sukiyat?.
Sukiyat hanyalah
seorang yang tidak tamat STM, tapi mempunyai cita-cita yang besar, mempunyai
keinginan dan kemauan yang kuat dan berhati mulia. Sukiyat lahir di Trucuk, Klaten
22 April 1957.
Sejarah Singkat Mobil Kiat Esemka
Sukiyat
yang memulai usaha bengkel motonya tahun 1978, kini berkembang menjadi tempat
pengecatan mobil dengan sistem oven dan perbaikan bodi mobil. Persinggungan ayah
dua anak ini dengan siswa sekolah menengah kejuruan dimulai ketika pada 2007, sewaktu
memodifikasi sebuah Toyota Crown menjadi mirip Toyota Land Cruiser. Sejak tahun
2008 hingga kini bengkel seluas 6.500 meter persegi
ini tidak sepi dari aktivitas perakitan mobil oleh siswa SMK. Setidaknya ada 20
SMK yang menitipkan siswanya untuk magang di tempatnya. “Ada yang dari Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” lanjut pria yang tidak lulus STM di Klaten
ini.
Melihat
kreativitas Sukiyat, Direktur Pendidikan Kejuruan Joko Sutrisno lantas mengajak
kerja sama merakit mobil yang dikerjakan oleh siswa SMK. Joko saat itu meminta
Kiyat membina siswa SMK dan merangkai mobil, tanpa menggunakan mesin pabrik. Kiyat langsung menyanggupi permintaan
Joko. Dia kemudian mengumpulkan siswa
yang PKL di bengkelnya.
Kemudian dimulailah perakitan mobil yang
melibatkan para pelajar SMK, dia mendampingi siswa SMK 2 dan SMK Warga
Surakarta yang merakit mobil Kiat Esemka. Dua mobil Kiat Esemka berhasil
dirakit. dana dua unit mobil tersebut dari masing-masing sekolah, yang mendapat
dana dari Kemendikbud. Satu unit biayanya sekitar Rp 350 juta. Komponen mesin
didatangkan dari Jakarta, yang juga buatan siswa SMK 1 Jakarta.
Kemudian blok mesin dibikin di Klaten, dan
mesin dirakit di SMA Warga. Mesin tersebut berjenis Twin Cam dengan merek
Esemka dengan kapasitas 1.500 cc. “Sudah injeksi. Sehingga irit bahan bakar. Nama
Kiat Esemka dipilih karena dia turut andil dalam pembuatan bodi, yakni sekitar
80 persen dari total perakitan mobil.
Dimulai pada September 2011, mobil Kiat Esemka yang berjenis Sport
Utility Vehicle (SUV) selesai 2,5 bulan kemudian. Dia mengaku bangga dengan
hasil karya siswa SMK. Hal itu membuktikan bahwa Indonesia tidak kalah dengan
negara lain.
Mobil
Kiat Esemka naik daun setelah secara resmi Wali Kota Solo, Joko Widodo dan
Wakilnya FX Hadi Rudyatmo menjadikannya sebagai kendaraan dinas. Secara tidak
langsung, dialah yang memperkenalkan mobil Kiat Esemka ke masyarakat luas. Tidak
tanggung-tanggung, bahkan Anggota DPR Roy Suryo pun berniat untuk menggunakan
mobil yang bernama Esemka Rajawali ini.
Komentar Para Perakit Mobil Kiat
Esemka
Raut muka bahagia
terlihat di wajah Untung Muhammad Shidiq. “Saya bangga ikut dalam tim perakit,”
karena mobil yang saya ikut merakitnya memukau banyak orang, termasuk Wali Kota
Surakarta Joko Widodo.
Dia merasa tidak
minder lagi dengan mereka yang merakit mobil di pabrikan besar. "Ternyata
kemampuan kami tidak kalah dengan mereka," terangnya.
Rasa bangga dirasakan
pula oleh Faisal Ahmad. Pemuda 17 tahun ini bahagia bisa terlibat dalam
perakitan. "Rasanya senang luar biasa," katanya.
Kebanggan tersebut
juga dialami Madi, siswa kelas III Teknik Kendaraan Ringan A. Dia tidak
menyangka dengan sambutan masyarakat yang begitu antusias terhadap kehadiran
mobil Esemka. "Saya senang sekali," ujarnya.
Siswa SMK 2 lainnya,
Okky Austriadi, berharap Esemka bisa jadi produk massal
Sopir
Jokowi, Suliadi, juga turut berkomentar, mobil Kiat Esemka tidak kalah dengan
Toyota Camry. “Mobilnya nyaman, suspensinya empuk. Saat melindas jalan
berlubang juga tidak begitu terasa,” katanya. Selain itu, dia menganggap mobil
itu stabil saat dikendarai dan handling-nya mulus.
Melihat
antusias masyarakat yang sangat besar dan bangga menggunakan mobil Kiat Esemka,
saya jadi teringat sewaktu masih kecil. Kapan ya Indonesia bisa membuat motor
sendiri?, kapan ya Indonesia bisa membuat mobil sendiri?
Jadi
dengan ada momen seperti ini, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan hal ini
dengan sungguh-sungguh seperti mempatenkannya, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi. Karena inilah saatnya karya anak bangsa diperkenalkan kepada seluruh
dunia.
Karena
ini bukan saja hanya omongan belaka tapi sudah menjadi kenyataan dalam
masyarakat. Pemerintah hanya perlu mempromosikan, bahwa mencintai produk dalam
negeri lebih baik dari pada kita beli produk buatan luar negeri. Kalau pemerintah
benar-benar berpihak pada rakyat seharusnya pemerintah memfasilitasi apa yang
seharusnya dibutuhkan orang yang telah bekerja keras untuk menciptakan sesuatu
yang sangat membanggakan rakyat Indonesia ini.
Bisa
jadi dengan menyekolahkan para perakit mobil Kiat Esemka ke negara-negara yang
lebih maju agar mereka bisa menimba ilmu yang kemudian mereka bawa pulang kembali
ke negeri mereka Indonesia tercinta tempat mereka akan mengabdikan ilmunya.
Agaknya
inilah momentum yang tepat untuk membuka sebuah industri yang memproduksi mobil
sendiri. Tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa.
Semoga
bermanfaat.
Pustaka :
TEMPO.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam