Minggu, 22 Januari 2012

Makna Simbol-simbol Perayaan Imlek



Pendahuluan
Imlek (lafal Hokkian dari pinyin: yin li, yang artinya kalender bulan) atau Kalender Tionghoa, adalah kalender lunisolar yang disusun dengan menggabungkan kalender bulan kalender matahari. Kalender ini oleh masyarakat Tionghoa digunakan untuk memperingati berbagai hari perayaan tradisional Tionghoa dan memilih hari yang paling menguntungkan untuk perkawinan atau membuka usaha. 

Perayaan Imlek di Indonesia
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, selama tahun 1968-1999, warga Tionghoa di larang merayakan tahun baru Imlek di depan umum, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967.

Barulah pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan untuk merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000, yaitu dengan mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindak lanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).

Pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarno Putri mulai tahun 2003.


Makna Perayaan Imlek
Secara umum, perayaan Tahun Baru Tionghoa memiliki makna permohonan agar dalam setahun berikutnya orang memperoleh kesejahteraan, rezeki dan keberuntungan. Agar permohonan terkabul mereka meminta restu dari orang tua atau orang yang dianggap lebih tua dengan meminta maaf atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun berjalan.

Secara religi, perayaan tahun baru bertujuan mendapatkan pembebasan, penyembuhan, penyucian, pemurnian dan pembaruan dari Tuhan YME untuk memperoleh hidup baru dan semangat baru agar dapat menempuh masa-masa yang akan datang dengan lebih baik.

Makna dari Simbol-simbol Perayaan
Lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki. oleh karenanya lampion selalu ada, terutama pada momen-momen besar, seperti imlek, Cap Go Meh dan lain-lain.

Secara harafiah, ang pao berarti amplop yang berwarna merah. Ang pao telah menjadi salah satu simbol Tahun Baru Imlek. Pada hari raya ini, ada tradisi bahwa seseorang yang telah menikah memberikan ang pao yang berisi uang kepada orang yang lebih muda dan belum menikah. Soal jumlah, hal ini tergantung pada kemampuan dan kerelaan dari sang pemberi.

Lantas, apa makna ang pao? Budayawan Budi Santosa Tanuwibawa mengatakan, ang pao memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. "Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujar Budi.

"Ini mewajibkan orang yang merayakan Tahun Baru Imlek untuk membantu sesama yang tak mampu merayakannya," kata Budi.

Tradisi lainnya yang menonjol adalah sembahyang leluhur. Sebelum Imlek, para warga Tionghoa umumnya turut bahu-membahu membersihkan makam para leluhurnya. Pada hari pertama Imlek, para warga Tionghoa melakukan sembahyang untuk para leluhur.

Pada ritual sembahyang, mereka menyajikan makanan, minuman, dan buah di altar almarhum dan almarhumah. Budi mengatakan, sembahyang leluhur bukanlah tradisi tanpa makna. "Ini menunjukkan bakti kepada orangtua, yang tidak hanya merawat dan menjaganya hingga meninggal, tetapi juga setelah meninggal. Ini mengingatkan bahwa kita berada di dunia ini tidak semata-mata karena Tuhan, tetapi juga orangtua," ujarnya.

Terkait tradisi santap kue lapis, jeruk, kue keranjang, ikan bandeng, tokoh Konghucu ini menilai hal ini tak lain hasil interaksi budaya China dengan masyarakat lokal. Kue keranjang atau nian gao disebut-sebut berkaitan dengan harapan agar rezeki selama satu tahun mendatang manis.

Nian sendiri berarti tahun dan gao berarti kue yang juga terdengar seperti kata tinggi. Oleh karena itu, kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas, makin mengecil kue itu, memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu, banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah.

"Kue keranjang itu artinya agar tiap tahun mencapai prestasi yang bertambah tinggi, setiap tahun ada peningkatan. Ini biasanya bagi mereka yang memiliki bisnis," kata Yu Ie, seorang pengurus Klenteng Petak Sembilan di Glodok, Jakarta.

Ikan bandeng dihubungkan sebagai perlambang rezeki karena dalam logat Mandarin, kata 'ikan' sama bunyinya dengan kata 'yu' yang berarti rezeki. "Bandeng itu ikan. Artinya, tiap tahun ada lebihnya uang atau rezeki," ujar Yu Ie.

Pisang raja atau pisang emas yang melambangkan emas atau kemakmuran atau keuntungan yang besar.

Jeruk kuning dan diusahakan yang ada daunnya, melambangkan kemakmuran yang akan selalu tumbuh terus. "Ini supaya ada keuntungan yang besar dan terus-menerus," jelas Yu Ie.

Atraksi barongsai ini bertujuan untuk mengusir roh jahat yang datang di awal tahun.

Imlek tak lengkap tanpa kehadiran bunga sedap malam di altar leluhur. Hal ini, kata Budi, bertujuan untuk mengingatkan kita agar terus tertekad berlaku baik dan harum bak bunga sedap malam.

Tahun 2012 ini adalah tahun Naga Air yang bermakna perubahan. Ini tahun yang bagus untuk memulai perubahan. Tahun yang penuh semangat untuk mencapai kemakmuran.


Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam