Sabtu, 08 April 2017

Sajak Ombak dan Pantai (Puisi Prosais)


Puisi prosais adalah puisi yang tetap tersusun dari kata-kata puitis namun tipografinya berbentuk prosa yang berparagraf.

Di bawah ini penulis coba membuat sebuah puisi prosais, bagaimana menurut anda? silahkan disimak, salah dan janggalnya mohon koreksi dari sahabat. 

SAJAK OMBAK DAN PANTAI
Oleh : Fuadi



Ditiup angin genit, bergulung-gulung ombak berkejaran pecah mencapai pantai. Deburannya simponi alam dalam satuan nada-nada khas kekasih. Disapunya segala jejak yang tampak mengacak-acak keindahan pantai. Lalu ia ke tengah lautan membuai biduk dan kapal sampai ke pulau tujuan.  



Bersih pantai, sepasang ambai-ambai berlari-lari riang. Anak-anak bermain-main bersama ombak. Langkah-langkah dinamis para nelayan menyongsong biduk harapan. Di tengah hidup yang kian miris, mereka hitung keranjang hasil tangkapan. Pagi cerah di bawah jilatan-jilatan cahaya matahari yang tak pernah mengulur waktu menyinari.



Roda-roda waktu berputar. Senja menapak indah mega-mega. Para penikmat sunset memotret lukisan Sang Maha. Mengabadikan momen-momen sang surya jatuh ke dalam pelukan bumi.



Begitulah alam memberi warna pelajaran. Pantai yang tabah, menghamparkan kemolekan. Tak pernah mengeluh ketika sampah-sampah dunia dan serapah lidah mencubit sakit hari-harinya, menjamah dan merusak perawannya. Ia tunggu hempasan ombak akan membersihkannya di waktu pasang atau surut.



Ombak datang runtut menjilati noda-noda pantai. Menjaga agar pantai tak kepanasan. Ombak dan pantai dua dunia berbeda, saling merindu dalam kasih sayang Tuhan. Kesampingkan rasa cemburu dan iri.



Pucuk, 230317

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam