POTRET
ANAK-ANAK BANGSA MENGGAPAI CITA-CITA
Oleh : Fuadi
Pagi ini
mendung
Bermalas-malas Udin bolak-balik buku bekas
Judulnya
“Hidup Sehat”
Ia dapatkan
di tempat pembuangan sampah
Waktu
membantu bapaknya memulung
Sudah
tiga hari si Udin tak ke sekolah
Sejak SPP
kembali dipungut
Jiwanya
kecut
Sekolahnya
mulai kembali angkuh
Mendongak
ke langit tinggi
Hatinya
nyeri bercampur iri
Nyata, hidup
di kota pesimis ia bisa menggapai cita-cita
Nyata,
hidup di kota alakadarnya
Hidup
dari sampah ke sampah menjadi sampah?
Bapak-ibunya
orang susah
Tapi ia ingin
menjadi seorang dokter
Membantu
orang-orang seperti bapak-ibunya dan dirinya
Tanpa BPJS
dan sebangsanya
Gratis
alias tidak dipungut biaya
Lain kisah
Sabrina anak kota
Berkeinginan
menjadi diplomat
Supaya negeri
lebih berdaulat dan bermartabat
Yang sangat
dinantikan rakyat
Tapi... kalau
hujan hatinya sedih
Ia tak bisa
belajar
Atap sekolahnya
bocor dan kelasnya menjadi kolam renang
Nyatanya,
di kota dan di desa sama saja, bocor!
Lain
lagi kisah Aminah
Pengagum
Fatimah binti Muhammad SAW kekasih Allah
Bercita-cita
menjadi guru agama
Ia ingin
membangun karakter anak-anak didiknya
Berakhlak
mulia, rajin ibadah, patuh kepada orang tua
Dan memuliakan
guru
Tapi... setiap
pergi ke sekolah
Ia harus
melewati jembatan gantung
yang papan-papan
pijakannya sudah lapuk dan licin
di atas sungai deras berbatu-batu besar
Masih lekat dalam ingatannya, Syahid
kawan satu kelasnya
Malam selepas
hujan jembatan gantung licin
Ia terpeleset,
tubuhnya limbung huyung,
“Byuuuuuur”
Air mata
pelayat menitis ritmis
Inilah sebagian
potret pendidikan kini
Sementara
orang-orang pandai
Sibuk membangun
citra diri
mengumbar janji dari musim
ke musim kampanye
Orang-orang
pandai memutar balik kurikulum
Guru-guru
berlaku kaku seperti robot yang diam
Dunia pendidikan sedikit kejam
Pekanbaru,
230117
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam