Rabu, 05 April 2017

Potret Anak-Anak Bangsa Menggapai Cita-Cita





POTRET ANAK-ANAK BANGSA MENGGAPAI CITA-CITA 
Oleh : Fuadi

Pagi ini mendung
Bermalas-malas Udin bolak-balik buku bekas
Judulnya “Hidup Sehat”
Ia dapatkan di tempat pembuangan sampah
Waktu membantu bapaknya memulung

Sudah tiga hari si Udin tak ke sekolah
Sejak SPP kembali dipungut
Jiwanya kecut
Sekolahnya mulai kembali angkuh
Mendongak ke langit tinggi
Hatinya nyeri bercampur iri
Nyata, hidup di kota pesimis ia bisa menggapai cita-cita
Nyata, hidup di kota alakadarnya
Hidup dari sampah ke sampah menjadi sampah?

Bapak-ibunya orang susah
Tapi ia ingin menjadi seorang dokter
Membantu orang-orang seperti bapak-ibunya dan dirinya
Tanpa BPJS dan sebangsanya
Gratis alias tidak dipungut biaya

Lain kisah Sabrina anak kota
Berkeinginan menjadi diplomat
Supaya negeri lebih berdaulat dan bermartabat
Yang sangat dinantikan rakyat
Tapi... kalau hujan hatinya sedih
Ia tak bisa belajar
Atap sekolahnya bocor dan kelasnya menjadi kolam renang
Nyatanya, di kota dan di desa sama saja, bocor!

Lain lagi kisah Aminah
Pengagum Fatimah binti Muhammad SAW kekasih Allah
Bercita-cita menjadi guru agama
Ia ingin membangun karakter anak-anak didiknya
Berakhlak mulia, rajin ibadah, patuh kepada orang tua
Dan memuliakan guru
Tapi... setiap pergi ke sekolah
Ia harus melewati jembatan gantung 
yang papan-papan pijakannya sudah lapuk dan licin 
di atas sungai deras berbatu-batu besar

Masih lekat dalam ingatannya, Syahid kawan satu kelasnya 
Malam selepas hujan jembatan gantung licin
Ia terpeleset, tubuhnya limbung huyung,    
“Byuuuuuur”
Air mata pelayat menitis ritmis

Inilah sebagian potret pendidikan kini   
Sementara orang-orang pandai
Sibuk membangun citra diri
mengumbar janji dari musim ke musim kampanye

Orang-orang pandai memutar balik kurikulum
Guru-guru berlaku kaku seperti robot yang diam
Dunia pendidikan sedikit kejam

Pekanbaru, 230117





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam