Rabu, 21 Januari 2015

Puisi Bulan Merindu

Puisi di bawah ini terinspirasi dari perselisihan paham antara anak dan orang tua. Sering kita baca atau dengar berita anak yang menggugat rumah tempat tinggal mereka yang berujung di pengadilan. 

Masih banyak kasus-kasus lain yang menyudutkan orang tua yang nota bene telah melahirkan, membesarkan dengan penuh kasih sayang. Menghalau rintangan besar dalam membesarkan anak kesayangan, tapi setelah mereka berhasil balasan dari anak sungguh diluar akal sehat kita sebagai manusia. 

Silahkan dibaca, moga bermanfaat. 

Gambar dari rohis-facebook.blogspot.com

 
BULAN MERINDU
Oleh : Fuadi

Bulan merindu
Di usianya nan senja
Matahari lelap dalam pangkuan
Hening bening

Ia ingin menyandarkan lelah
Dari hiruk pikuk dunia busuk
Yang menyeret tubuh ringkihnya, gelisah
Di atas altar bara amarah

Batabata yang ia susun dari puzzle kehidupan dulu
Rubuh luruh oleh jiwajiwa angkuh
Yang lahir dan dibesarkannya dengan segenap ruh
Kini berwajah keruh

Dalam pasrah, bulan masih merindu
Malam penuh bintang
Sayap-sayap malam mengepak tenang
Dingin angin membunuh ingin

Ia tak ingin lagi bertanya
Tentang titik temu abuabu
Dalam isak tangis tertahan
Ia dekap Alif sepenuh iman


Alam Mayang, 221214

1 komentar:

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam