DAFTAR BUKTI KEKEJAMAN & KRONOLOGI MAKAR PKI DARI TAHUN 1945 s/d 1965
1. Pada tanggal 8 Oktober 1945 : PKI membentuk suatu
gerakan bawah tanah dengan kedok organisasi kepemudaan API [Angkatan
Pemuda Indonesia] dan AMRI [Angkatan Muda Republik Indonesia].
2. Pada pertengahan bulan Oktober 1945 : AMRI di daerah
Slawi-Tegal pimpinan Sakirman dan AMRI Talang pimpinan Kutil melakukan aksi
teror, dilanjutkan dengan menangkap dan membunuh sejumlah pejabat pemerintah di
Tegal.
3. Pada Tanggal 17 Oktober 1945 : Seorang Tokoh Komunis
Banten Ce’ Mamat yang terpilih sebagai Ketua KNI [Komite Nasional Indonesia]
membentuk DPRS [Dewan Pemerintahan Rakyat Serang] dan merebut pemerintahan
Keresidenan Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.
4. Pada Tanggal 18 Oktober 1945 : Badan Direktorium Dewan
Pusat yang dipimpin Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad Khoirun, membentuk laskar
yang diberi nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan pemerintahan Tangerang
dari Bupati Agus Padmanegara.
5. Pada Tanggal 21 Oktober 1945 : PKI dibangun kembali
secara terbuka.
6. Pada Tanggal 4 November 1945 : API dan AMRI menyerbu
Kantor Pemda Tegal dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk Gabungan Badan
Perjuangan Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan Pekalongan yang
meliputi Brebes, Tegal serta Pemalang.
7. Pada Tanggal 9 Desember 1945 : PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik dan
membunuh Bupati Lebak, R. Hardiwinangun, di Jembatan Sungai Cimancak.
8. Tanggal 12 Desember 1945 : Ubel-Ubel Mauk yang
dinamakan Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman membunuh Tokoh Nasional Oto
Iskandar Dinata.
9. Pada Tanggal 12 Februari 1946 : PKI Cirebon di bawah
pimpinan Mr.Yoesoef dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah merebut kekuasaan Kota
Cirebon dan melucuti TRI.
10. Pada Tanggal 14 Februari 1946 : TRI merebut kembali
Kota Cirebon dari PKI.
11. Pada Tanggal 3 - 9 Maret 1946 : PKI Langkat – Sumatera di bawah pimpinan
Usman Parinduri dan Marwan dengan gerakan massa atas nama revolusi sosial
menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura dan membunuh Sultan
bersama keluarganya serta menjarah harta kekayaannya.
12. Pada Tahun 1947 : Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap
berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.
13. Pada Tanggal 17 Januari 1948 : PM Amir Syarifuddin
Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.
14. Pada Tanggal 23 Januari 1948 : Presiden Soekarno
membubarkan Kabinet PM Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk Wapres M Hatta
untuk membentuk Kabinet baru.
15. Bulan Januari 1948 : PKI membentuk FDR [Front
Demokrasi Rakyat] yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin untuk beroposisi terhadap
Kabinet Hatta.
16. Pada Tanggal 29 Mei 1948 : M. Hatta melakukan ReRa
[Reorganisasi dan Rasionalisasi] terhadap TNI dan PNS untuk membersihkannya
dari unsur-unsur PKI.
17. Pada Bulan Mei 1948 : Muso pulang kembali dari Moskow
– Rusia setelah selama 12 [dua belas] tahun tinggal disana.
18. Pada Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948 : PKI Klaten
melalui SARBUPRI [Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia] melakukan
pemogokan massal untuk merongrong pemerintah RI.
19. Pada Tanggal 11 Agustus 1948 : Muso memimpin FDR /
PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN. Aidit, MH Lukman dan Nyoto.
20. Pada Tanggal 13 Agustus 1948 : Muso bertemu dengan
Presiden Soekarno dan diminta untuk memperkuat Perjuangan Revolusi, namun
dijawab bahwa dia pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk membangun dan
memajukan FDR / PKI.
21. Pada Tanggal 19 Agustus 1948 : PKI Surakarta membuat
KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.
22. Pada Tanggal 26 – 27 Agustus 1948 : Konferensi PKI
23. Pada Tanggal 31 Agustus 1948 : FDR dibubarkan, lalu
Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.
24. Pada Tanggal 5 September 1948 : Muso dan PKI nya
menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.
25. Pada Tanggal 10 September 1948 : Gubernur Jawa Timur
RM Ario Soerjo dan dua perwira polisi dicegat massa PKI di Kedunggalar – Ngawi
dan dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.
26. Pada pertengahan September 1948 : Dr. Moewardi yang
bertugas di Rumah Sakit Solo dan sering menentang PKI diculik dan dibunuh oleh
PKI, begitu juga Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini
namanya jadi nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.
27. Pada Tanggal 13 September 1948 : Bentrok antara TNI
pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo
28. Pada Tanggal 17 September 1948 : PKI menculik para
Kyai Pesantren Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi digelandang secara
keji oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco, Kecamatan
Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108 [seratus delapan]
kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu, ratusan orang ditangkap dan
dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.
29. Pada Tanggal 18 September 1948 : Kolonel Djokosujono
dan Sumarsono mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso
sebagai Presiden dan Amir Syarifoeddin Harahap sebagai Perdana Menteri.
30. Pada Tanggal 19 September 1948 : Soekarno menyerukan
rakyat Indonesia untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta. Akhirnya, Pecah
perang di Madiun : Divisi I Siliwiangi pimpinan Kol. Soengkono menyerang PKI
dari Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari Barat
31. Pada Tanggal 19 September 1948 : PKI merebut Madiun,
lalu menguasai Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro,
Sukoharjo, Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang dan Cepu serta
kota-kota lainnya.
32. Pada Tanggal 20 September 1948 : PKI Madiun menangkap
20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.
33. Tanggal 20 September 1948 : PKI Blitar menculik dan
menyembelih Bupati Blora Mr. Iskandar dan Camat Margorojo – Pati Oetoro,
bersama tiga orang lainnya yaitu Dr.Susanto, Abu Umar dan Gunandar, lalu
jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin Kecamatan
Tujungan Kabupaten Blora.
34. Pada Tanggal 18 – 21 September 1948 : PKI menciptakan
2 [Dua] Ladang Pembantaian / Killing Fields dan 7 [Tujuh] Sumur Neraka di
MAGETAN untuk membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan bantai :
- Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa
Geni Langit.
- Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.
- Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo
Kabupaten Magetan.
- Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan.
- Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan.
- Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo
Kabupaten Magetan.
- Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan.
- Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan.
- Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo
Kabupaten Magetan.
35. Pada Tanggal 30 September 1948 : Panglima Besar Sudirman
mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai kembali
Madiun. Namun Tentara PKI yang lari dari Madiun memasuki Desa Kresek Kecamatan
Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yang terdiri dari TNI,
Polisi, pejabat pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Ulama serta Santri.
36. Pada Tanggal 4 Oktober 1948 : PKI membantai
sedikitnya 212 tawanan di ruangan bekas Laboratorium dan gudang dinamit di
Tirtomulyo Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
37. Pada Tanggal 30 Oktober 1948 : Para Pimpinan
Pemberontakan PKI di Madiun ditangkap dan dihukum mati, seperti Muso, Amir
Syarifuddin, Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.
38. Pada Tanggal 31 Oktober 1948 : Muso dieksekusi di
Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH Lukman dan Nyoto
pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
39. Di Akhir November 1948 : seluruh pimpinan PKI Muso
berhasil dibunuh atau ditangkap, dan seluruh daerah yang semula dikuasai PKI
berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora,
Pati, Kudus, dan lainnya.
40. Pada Tanggal 19 Desember 1948 : Agresi Militer
Belanda kedua ke Yogyakarta.
41. Pada Tahun 1949 : PKI tetap tidak dilarang, sehingga
tahun 1949 dilakukan rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun
1965.
42. Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dengan disaksikan
puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan,
Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran 7 [Tujuh] Sumur
Neraka PKI dan mengidentifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan
108 kerangka mayat yang 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur
Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka mayat yang semuanya berhasil
diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan Ulama dan Umara
serta Tokoh Masyarakat.
43. Pada Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan
penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.
44. Pada Tanggal 6 Agustus 1951 : Gerombolan Eteh dari
PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua senjata api yang
ada.
45. Pada Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI
sebagai Partai Nasionalis yang sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga
disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu
DN Aidit membangun kembali PKI.
46. Pada Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu pertama di
Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.
47. Pada Tanggal 8 – 11 September 1957 : Kongres Alim
Ulama Seluruh Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan mengharamkan ideologi
Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI
dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.
48. Pada Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dengan PKI
mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga
melakukan pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat,
karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI
49. Pada Tanggal 15 Februari 1958 : Para pemberontak di
Sumatera dan Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia [PRRI], namun pemberontakkan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
50. Pada Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang
mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
51. Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan
Kongres PKI, namun kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri
oleh Presiden Soekarno.
52. Pada Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM
[Nasional, Agama dan Komunis] yang didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan
demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
53. Pada Tanggal 17 Agustus 1960 : Atas desakan dan
tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustuts
1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI [Majelis Syura Muslimin Indonesia] dengan dalih
tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI
NASAKOM.
54. Pertengahan Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS
melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 [dua] juta
orang.
55. Pada Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam
pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai
Menteri Penasehat.
56. Pada bulan April 1962 : Dilaksanakan Kongres PKI.
57. Pada Tahun 1963 : PKI memprovokasi Presiden Soekarno
untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima
yang terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai
rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.
58. Pada Tanggal 10 Juli 1963 : Atas desakan dan tekanan
PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang
PEMBUBARAN GPII [Gerakan Pemuda Islam Indonesia], lagi-lagi hanya karena ANTI
NASAKOM.
59. Pada Tahun 1963 : Atas desakan dan tekanan PKI
terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara
lain : KH. Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar
Ghazali, KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH.
Dalari Umar.
60. Pada bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan
Partai MURBA [Musyawarah Rakyat Banyak] yang didirikan oleh mantan Pimpinan
PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
61. Pada Tanggal 6 Januari 1965 : Atas desakan dan
tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6
Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI
62. Pada Tanggal 13 Januari 1965 : Dua sayap PKI yaitu PR
[Pemuda Rakyat] dan BTI [Barisan Tani Indonesia] menyerang dan menyiksa peserta
Training PII [Pelajar Islam Indonesia] di Desa Kanigoro Kecamatan Kras
Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas
sejumlah Mush-haf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
63. Di Awal Tahun 1965 : PKI dengan 3 juta anggota
merupakan Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI
memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI [Serikat Organisasi Buruh Seluruh
Indonesia], Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI [Barisan Tani Indonesia], LEKRA
[Lembaga Kebudayaan Rakjat] dan HSI [Himpunan Sardjana Indonesia].
64. Pada Tanggal 14 Mei 1965 : Tiga sayap organisasi PKI
yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang
Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda Sodjono
penjaga PPN [Perusahaan Perkebunan Negara] Karet IX Bandar Betsi.
65. Pada Bulan Juli 1965 : PKI menggelar pelatihan
militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai
rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur oknum TNI Angkatan Udara.
66. Pada Tanggal 21 September 1965 : Atas desakan dan
tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September
1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
67. Pada Tanggal 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI
Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
68. Pada Tanggal 30 September 1965 Malam : Terjadi
Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU [Gerakan September Tiga Puluh] :
- PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior
TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA –
Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT
Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo
Siswomiharjo.
- PKI juga menculik dan membunuh Lettu Czi Pierre
Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.
- PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur
Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena
yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.
- PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution
yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha
menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak
dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
G30S
/ PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus
tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan
Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti
dipimpin Kapten Suradi.Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh
sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain :
- Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro,
Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief.
- Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol
Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi
- Angakatan Udara : Men / Pangau Laksyda Udara Omar
Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono
- Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam
Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
69. Pada Tanggal 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta juga
menculik Danrem Pamungkas Kolonel Inf Katamso Darmokusumo dan Kasrem Letnan
Kolonel Inf Sugiono, dibawa ke Batalyon L Kentungan. Mereka berdua disiksa dan
dibunuh secara keji dengan batu dan kunci mortir, kemudian jasadnya menjadi
satu ditanam pada satu lubang dangkal. Lalu pada tanggal yang sama di Jakarta
PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil alih
kekuasaan.
70. Pada Tanggal 2 Oktober 1965 : Soeharto mnegambil alih
kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu
dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.
71. Pada Tanggal 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar
Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi
ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto
pun langsung ditangkap.
72. Pada Tanggal 13 Oktober 1965 : Ormas Anshor NU gelar
Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.
73. Pada Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai
Anshor Desa Karangasem [kini Desa Yosomulyo] Kecamatan Gambiran, lalu
mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar
datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu
mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan jenazahnya
dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring Kabupaten
Banyuwangi.
Sebanyak 62 [enam puluh dua] orang Pemuda Anshor yang
dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga
menjadi saksi mata peristiwa. Persitiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan
kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
74. Pada Tanggal 19 Oktober 1965 : Anshor NU dan PKI
mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
75. Pada Tanggal 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok
di Bali.
76. Pada Tanggal 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan
diadili serta dihukum mati.
77. Pada Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah
bersih dari PKI.
78. Pada Tanggal 11 Maret 1965 : Terbit Surat Perintah
Sebelas Maret [Supersemar] dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh
kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.
79. Pada Tanggal 12 Maret 1965 : Soeharto melarang secara
resmi PKI.
80. Bulan April 1965 : Soeharto melarang Serikat Buruh
Pro PKI yaitu SOBSI.
81. Pada Tanggal 13 Februari 1966 : Bung Karno masih
tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front
Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang
pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
82. Pada Tanggal 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV
Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS – RI Jenderal TNI AH Nasution
tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme dan
Leninisme.
83. Di Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba
menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan
dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.
84. Pada Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang,
Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di di wilayah terpencil di
Selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.
85. Pada Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Selatan
Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 [enam puluh] orang NU
tewas dibunuh.
86. Pertengahan 1968 : TNI melaksanakan Operasi Trisula,
menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
87. Dari tahun 1968 s/d 1998 : Sepanjang Orde Baru secara
resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan
dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.
88.
Dari tahun 1998 s/d 2015 : Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yang
dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yang masih
mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga
kini mereka merajalela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan fakta sejarah
dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN pejuang kemerdekaan RI.