Sejarah Awal
Pada
mulanya Kabupaten Padang-Pariaman bernama Kabupaten Samudera dengan ibukota
Pariaman, yang meliputi daerah kewedanan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang
Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten
Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari) (Peraturan
Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten
di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten)
Kabupaten
Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19
Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Tengah, dimanana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14
Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan
batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur
Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi
dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk
Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah
dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan
Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No.
65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948
adalah Mr. BA. Murad.
Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPRD No. 05/KEP.D/DPRD 2008
dan SK Bupati No. 02/KEP/BPP/2008, tertanggal 2 Juli 2008, ibu kota kabupaten
ini dipindahkan dari Kota Pariaman ke
kenagarian Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung. Sedangkan Kota Pariaman menjadi Kotamadya dengan kantornya tetap di Pariaman. Saat ini sebagai Bupati Kabupaten Padang Pariaman adalah Drs. H. Ali Mukhni dan wakilnya (2010 - 2015). Lihat Biografi Drs. Ali Mukhni dan Biografi Drs.H.Damsuar,MM DT.Bandaro Putiah.
Lambang dan Artinya
Lambang Daerah Kabupaten
Padang Pariaman berbentuk perisai bersegi lima, diatas dasar hijau yang dihiasi
dengan :
·
Didalamnya/ditengah-tengah,
berdiri sebuah Balairung Adat Bergonjong Lima yang beratap Ijuk (hitam)
berdinding hitam.
·
Disamping kiri dan kanan
Balirung Adat, terdapat dua batang pohon kelapa berwarna hijau yang mempunyai
pelapah lima belas buah Disebelah bawah Balairung Adat, terdapat dua jalur
warna biru bergelombang, membayangkan adanya lautan diatas dasar putih.
·
Warna merah melengkung
diatas balairung adat, adalah busur/panah dan diujung anak panah ada sebuah
bintang bersegi lima.
·
Pada bahagian sebelas
atas, tertulis judul Padang Pariaman dan bahagian sebelah bawah
tertulis Motto SAIYO SAKATO diatas dasar kuning.
Balairung
Adat
|
Melambangkan
bahwa rakyat daerah Kabupaten Padang Pariaman mematuhi/menghormati dan
melaksanakan ketentuan Adat Minangkabau dan juga lambang tempat
permusyawaratan yang menjunjung tinggi Demokrasi.
|
Bintang
|
Merupakan
bahagian dari Lambang Negara yakni Lambang Ketuhanan Yang Maha Esa.
|
Pohon
Kelapa
|
Lambang
kesatuan yang merupakan tanaman utama di daerah Padang Pariaman dengan jumlah
pelapah daun 17 buah, menunjukkan banyaknya Kecamatan yang ada dalam Daerah
Kabupaten Padang Pariaman.
|
Panah
|
Lambang
patriotisme, senjata sakti untuk mempertahankan hak atas jalan kebenaran,
musuh tidak dicari-cari (basuo pantang dielakkan).
|
Lautan
|
Melambangkan
masyarakat yang dinamis, kreatif yang merupakan manifestasi dari alam fikiran
dan perikehidupan masyarakat yang berpaham luas dan berfikiran tenang. Laut
juga merupakan bahwa Daerah Kabupaten Padang Pariaman mempunyai daerah lautan
yang luas.
|
Letak Geografis
Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang
terletak antara 0 0 11 ‘ – 00 49 ‘ Lintang
Selatan dan 98036‘ – 100028‘ Bujur Timur. Luas wilayah
sekitar 1.328,79 Km 2, dengan panjang garis pantai 60,50 Km 2.
Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah
Propinsi Sumatera Barat.
Topografi
Wilayah
Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis besar yang memiliki musim
kering yang sangat pendek dan daerah lautan sangat dipengaruhi oleh angin laut.
Suhu udara berkisar antara 24,4o C – 25,70 C. Suhu udara terpanas jatuh pada
bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September. Kelembaban
udara rata-rata 86.75 % dengan kecepatan angin
rata-rata yaitu 2.14 knot/jam. Sedangkan rata-rata suhu maksimum 31.08o C dan
rata-rata suhu minimum yaitu 21.34o C dengan curah hujan tercatat rata-rata
290.12 mm/tahun.
Rata-rata
curah hujan secara keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007
adalah sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per
bulan. Tamperatur rata-rata untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 25,70
derajat celcius dengan kelembapan relatif 85,9 persen.
Dilihat
dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari wilayah daratan
pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah
yaitu pada bagian barat yang mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat
disebelah barat yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10
meter di atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan
daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat
disebelah timur dengan ketinggian 10 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Kependudukan
Jumlah
penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2007 tercatat sebanyak 387.452 jiwa,
yang terdiri dari 186.058 laki – laki dan 201.394 perempuan, sedangkan tahun
sebelumnya tercatat sebanyak 384.718 jiwa (183.926 laki – laki dan 200.792
perempuan). Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2007 ini terhitung sebanyak
292 jiwa / Km 2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai,
yakni 43.890 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan
Padang Sago yakni 8.247 jiwa.
Sedangkan
jumlah orang yang bekerja sebanyak 142.222 orang dengan rincian 83.836
laki-laki dan 58.386 perempuan. Dilihat dari tingkat pendidikan pekerja di
Kabupaten Padang Pariaman terbanyak pada tingkat pendidikan tidak tamat SD
sebanyak 45.173 orang, selanjutnya 36.760 orang pada tingkat pendidikan SD dan
sebanyak 6.749 orang berpendidikan diatas sekolah menengah atas
(Diploma/Universitas).
Dilihat
dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari Dinas Kependudukan,
Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak 10.118 keluarga berada pada
tingkat pra sejahtera, 21.663 keluarga pada tingkat Sejahtera I, 28.297
keluarga pada tingkat Sejahtera II, 25.382 pada tingkat Sejahtera III, dan
sebanyak 1.443 keluarga pada tingkat Sejahtera III Plus.
Musibah Gempa
Pada 30 September 2009, gempa bumi berkekuatan 7,6 SR mengguncang pesisir barat Sumatera,
tepatnya di perairan laut Pariaman. Episentrum gempa
berada sekitar 57 kilometer barat daya Padang Pariaman pada kedalaman 71
kilometer dari permukaan laut. Padang Pariaman menjadi kabupaten yang mengalami
guncangan paling kuat sebesar VII MMI. Akibatnya, wilayah ini menjadi lokasi
dengan kerusakan terparah yang tersebar di 17 kecamatan. Di 3 kecamatannya: Patamuan, V Koto Timur, dan V Koto Kampung Dalam terjadi
longsor yang parah dari Gunung Tigo, dimana diperkirakan sekitar 289 warganya
tertimbun dalam longsor. Menurut data sementara Satkorlak PB, total korban
tewas akibat gempa di kabupaten ini mencapai 675 orang.
Gempa juga merusak sarana transportasi.
Sedikitnya, 37 titik jalan mengalami kerusakan yang bervasiasi seperti putus
total, tertimbun, terangkat dan pecah. Beberapa jembatan di VII Koto Sungai Sarik, VI Lingkung dan 2 X 11 Kayu Tanam juga
mengalami kerusakan.
Selain Padang Pariaman, wilayah lain yang
mengalami kerusakan parah adalah Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi dan Kota Padangpanjang.
Daftar Nama-nama Bupati
No
|
Photo
|
Nama
|
Periode
Jabatan
|
Keterangan
|
1
|
|
Sutan
Hidayat Syah
|
1945
– 1946
|
|
2
|
|
Ibrahim
Datuk Pamuncak
|
1946
– 1947
|
|
3
|
|
BA.
Murad
|
1947
– 1950
|
|
4
|
|
Said
Rasyad
|
1950
– 1953
|
|
5
|
|
Taher
Samad
|
1953
– 1956
|
|
6
|
|
Harun
Al Rasyid
|
1956
– 1958
|
|
7
|
|
Na’azim
Sutam Syarif
|
1958
– 1959
|
|
8
|
|
Raharjo
|
1959
– 1960
|
|
9
|
|
Syamsu
Anwar
|
1960
– 1961
|
|
10
|
|
JB.
Adam
|
1961
– 1966
|
|
11
|
|
Muhammad
Noer
|
1966
– 1975
|
|
12
|
|
Prof.
Drs. Harun Zein
|
1975
|
|
13
|
|
Muhammad
Zein Chatib
|
1975
– 1980
|
|
14
|
|
Kol.
Inf. H. Anas Malik
|
1980
– 1990
|
|
15
|
|
H.
Zainal Bakar, SH
|
1990
– 1994
|
|
16
|
|
Ir.
H. Nasrul Syahrun
|
1994
– 1999
|
|
17
|
|
Drs.
Armyn AN
|
1999
– 2000
|
|
18
|
|
Drs.
H. Muslim Kasim AK, MM
Dt.
Sinaro Basa
|
2000
– 2005
|
|
19
|
|
Drs.
H. Muslim Kasim AK, MM
Dt.
Sinaro Basa
|
2005
– 2010
|
|
20
|
|
Drs.
H. Ali Mukhni
|
2010
- 2015
|
Masih
menjabat
|