Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari
bahasa Sangsekerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah
berani.
Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia, sehingga rela berkorban tanpa pamrih (tidak mengharapkan balas jasa).
Berangkat
dari dari definisi tersebutlah kiranya presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno mengungkapkan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
jasa para pahlawannya".
Kalau dilihat dari perjalanan sejarah bangsa, maka pahlawan di
Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kategori seperti :
1.
Pahlawan Perintis Kemerdekaan
2. Pahlawan
Revolusi
3. Pahlawan
Kemerdekaan
Seiring berjalan waktu, maka kategori pahlawanpun bertambah banyak. Ada pahlawan kemanusiaan, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan lingkungan hidup, dan sebagainya.
Puisi berikut ini sengaja penulis persembahkan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk negera tercinta kita Indonesia. Pahlawan yang berjuang dengan ikhlas, sehingga terwujudlah negara kita seperti sekarang ini. Pahlawan karena kecintaannya pada negara Indonesia rela berkorban walaupun dengan nyawa. Pahlawan karena cintanya kepada negara Indonesia, telah mengabdikan dirinya dengan sukarela agar lahir generasi biru untuk membela negara. Orang-orang yang telah berjasa membangun bangsa ini, sehingga kita dapat menikmati hasil jerih payah mereka seperti sekarang ini, mereka juga adalah pahlawan.
Puisi ini hanyalah ungkapan hati. Tidak sepadan sebenarnya dengan apa yang telah mereka korbankan demi bangsa ini. Semoga bermanfaat.
Assalamualaikum Pahlawan
Oleh : Fuadi
Assalamualaikum pahlawan-pahlawan negeriku
aku berkunjung membawa sekeranjang doa sanjung
untuk yang memuarakan ajal di Tanah Rencong,
mengiris tangis di Perang Paderi pulau Andalas,
kepada perang Diponegoro di tanah Jawa
yang meregang nyawa di laut Arafura,
sampai balutan aksara 7 jenderal di Lubang Buaya.
Walau kita tak pernah bersua
lewat buku sejarah aku membaca
lalu menilik, merangkum dalam sunyi
kemudian memetik hikmah dari gugurmu
aku mengisak tangis
Mengenangmu, pahlawanku
yang merobek bendera Belanda di Hotel Yamato (Hotel
Majapahit),
selaksa dendam dalam kubangan merahnya "Bandung Lautan
Api"
adalah perjuangan heroik yang tidak akan pernah lekang di
makan masa
10 November 1945 jadi pertanda
Assalamualaikum pahlawan.
Izinkan aku menyambangi kuburanmu lewat puisi
menyiangi gundukan tanah rumah singgahmu
menaburkan bunga kesturi
membalurinya dengan munajat
lalu bersimpuh menangkupkan tangan
seperti rindang bunga kemboja di sisi makammu
saban hari berdoa kepada Sang Pencipta
tentang puncak titik nadir perjuanganmu
demi Indonesia jaya.
Sekarang waktumu telah lewat, pahlawanku
giliran generasi biru yang harus merawat
melayat setiap lekuk tanah bekas lelehan darahmu
dan menegakkan panji-panji
dari anugrah sejarah
untuk bumi penuh berkah
Pekanbaru, 211012
Puisi di atas terdapat dalam buku Antologi Puisi Talenta Tinta Emas 3 "Pahlawanku" yang diterbitkan oleh : CV. Wangsa Indira Jaya. Bagi yang berminat memiliki bukunya, silahkan hubungi langsung penerbitnya.
Ini kover dari buku antologi Talenta Tinta Emas 3 "Pahlawanku"
Demikian, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambah sahabat dengan komentar, No Spam