Dirgahayu
HUT RI yang ke-70. Mari kita pupuk rasa kebersamaan untuk membangun Indonesia
yang lebih bermatabat. Sehingga kedepannya Indonesia menjadi salah satu negara
maju. Dalam artian bisa mandiri, berdiri dengan kaki sendiri, sesuai dengan
amanah UUD 1945. Hal ini bisa terjadi kalau keadilan sudah merata dirasakan
oleh rakyat Indonesia. Sehingga tidak ada lagi diskriminasi sosial.
Merdeka
artinya bebas dari rasa takut, bebas dari pengaruh asing, dan bebas berkarya
dan mengeluarkan pendapat.
…..
“Sekali
merdeka tetap merdeka
Selama
hayat masih dikandung badan
Kita
tetap setia tetap setia
Membela
negara kita”
Demikian
kutipan lagu “17 Agustus 1945
Lalu
apa yang kita rasakan sekarang? Adalah pertanyaan yang selalu muncul saat kita
merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang kita cintai.
Di
bawah ini sebuah puisi curahan hati saya, silahkan disimak. Moga bermanfaat.
Emak
Telah Merdeka
Oleh
: Fuadi
Inikah
merdeka mak!
Mereka
bekerja di negeri kita
Kembali
makan tiwul
Atau
merdeka itu
Masjid-masjid
tak perlu ada mikrofon
Beribadah
saja dalam senyap
Di
panggung-panggung hiburan dentum musik mengirisiris gendang telinga
Melesapkan
dada
Merdeka
katanya
Menyaksikan
si udin
Di
penjara berlipatlipat atas kesalahan tak berbukti
Sedang
dia hampir setiap hari membakar oto
Masih
bebas plonga plongo
Merdeka
juga namanya
Malam
ini kita tidur nyenyak bermimpi ditemani bidadari
Paginya
tibatiba motor mogok sebab BBM naik lagi
Siang
tersiar kabar seorang guru terkapar
Dadanya
ditembus peluru sehabis pengajian
Syawal’15
dibuka bersama duka
Tolikara
membara mengurut dada toleransi
Merdeka
pedih ya mak
Tapi
sungguh aku ingin merdeka
Mak,
mak, mengapa diam!
Sepotong
ubi di genggamannya jatuh menimpa jempolku
Bekas
gigitannya tercetak jelas
Mak,
mak, emaaak!
Emak
telah merdeka
Matanya
mengarah keluar jendela
Tampak
merah putih berkibar malumalu
Senja
berlalu, angin membisu
Bingkai
Hati, 140815