Senin, 17 Juni 2013

LOMBA MENULIS PUISI "MERINDU RAMADHAN" oleh Dewi Anggun Pratiwi


Setelah sukses menyelenggarakan lomba menulis PUISI dan PROSA LIRIS "UCAP" pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Mei 2013--kami--Penerbit Meta Kata bermaksud kembali menyelenggarakan lomba menulis PUISI. Tentunya dengan tema yang lebih SEGAR dan lebih MENANTANG. Baiklah, berikut persyaratan lengkap bagi kawan-kawan yang hendak ikut berpartisipasi sebagai peserta:
  1. Lomba terbuka untuk umum.
  2. Membagikan info lomba ini ke minimal 11 teman di jejaring sosial facebook, twitter, atau posting di blog pribadi (pilih salah satu).
  3. Like FansPage "Penerbit Meta Kata" (http://www.facebook.com/PenerbitMetaKata)
  4. Tema: MERINDU RAMADHAN
  5. Naskah dalam bentuk PUISI, maksimal 3 bait/11 baris (termasuk judul), dengan format file Ms Word 2003/2007, kertas ukuran A4, font TNR 12pt, spasi 1.5, margin rata-rata 3 cm untuk setiap sisi. 
  6. Naskah merupakan karya asli penulis dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk buku. 
  7. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirim 1 naskah terbaiknya, lengkap dengan biodata narasi, maksimal 30 kata (nama, akun facebook, dan alamat email). 
  8. Naskah yang telah memenuhi persyaratan di atas, dikirim ke email: redaksi.metakata@gmail.com (berupa lampiran, bukan di badan email), dengan subyek email: MR_JUDUL NASKAH_NAMA PENULIS dan NAMA FILE disesuaikan dengan NAMA PENULIS.
  9. Pengiriman naskah dibuka mulai tanggal 12 Juni 2013 s.d 23 Juni 2013 pukul 11:00 WIB (hanya 11 hari)
  10. Hasil lomba akan diumumkan pada tanggal 26 Juni 2013 di blog resmi Penerbit Meta Kata
  11. 89 naskah terpilih akan dibukukan dalam bentuk Antologi Puisi dan masing-masing Penyair mendapat diskon 20% dalam pembelian buku terbit + diskon 20% dalam pembelian buku-buku terbitan Meta Kata dan 11 Penyair dengan naskah terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan berikut.
§   Terbaik I: Paket Buku + Voucher Penerbitan Senilai Rp 150.000 + E-Sertifikat
§   Terbaik II: Paket E-Book + Voucher Penerbitan Senilai Rp 150.000 + E-Sertifikat
§   Terbaik III: Paket E-Book + Voucher Penerbitan Senilai Rp 100.000 + E-Sertifikat
§   Terbaik IV: Paket E-Book + Voucer Penerbitan Senilai Rp 75.000 + E-Sertifikat 
§   Terbaik V: Paket E-Book + Voucer Penerbitan Senilai Rp 50.000 + E-Sertifikat
§   Terbaik VI: Paket E-book + E-Sertifikat
§   Terbaik VII: Paket E-book + E-Sertifikat
§   Terbaik VIII: Paket E-book + E-Sertifikat
§   Terbaik IX: Paket E-book + E-Sertifikat 
§   Terbaik X: Paket E-book + E-Sertifikat 
§   Terbaik XI: Paket E-book + E-sertifikat
§   Hadiah dalam bentuk voucer penerbitan, tidak dapat diuangkan atau digabung dengan voucer penerbitan lainnya dan hanya berlaku untuk paket penerbitan #PERSEORANGAN Rp 500.00 di Penerbit Meta Kata
Demikian pengumuman lomba PUISI terbaru kami. Selamat berkarya melalui goresan pena!!! 
Selanjutnya »

Jumat, 14 Juni 2013

Kepada June (Renungan Diri)



June, telah terukir satu kehidupan menjelang minggu keduamu. Saat suara azan lapat-lapat menyelisik gendang telinga kananku dari seorang ayah. Senyum seorang ibu mengembang di sela letih menjamah. Orang-orang berkerumun mengucap syukur Alhamdulillah. Ada suara-suara, denting gelas, mungkin mereka tertawa bersulang kopi, menyeruput dahaga yang ditahan berjam-jam.

Aku perdengarkan tangisan pilu pada mereka di ujung malam menjelang subuh, entahlah.  Mataku masih tertutup rapat. Dekapan hangat seorang bidadari mengusir dinginnya malam. Derap-derap sepatu, kata-kata yang tidak aku mengerti silih berganti bergema pada dinding kamar. “Berisik!, Inikah dunia”?, bisik batinku menahan gigil.   

Masa-masa mandi bersama menyambut derasnya hujan di halaman rumah, mengumbar tawa renyah. Bermain layangan di sawah sambil menghitung awan-awan putih menghiasi langit biru. Menyisir sungai saban hari kala senja mengambang  atau mengisi hari Minggu libur sekolah, sungguhlah indah.

Kenang di kenang, ada kisah yang terbuang, sedih menggunung melihat kawan satu-satu mengalih kisah. “Merantau”, ucapmu membuatku tergugu-gugu. Satu episode berlalu. Namun masih tersisa senyummu di kayuhan sepeda menuju sekolah, pada kicau burung atau kokok si jago yang menyapa pagiku.  Pada tonggak surau tempat kita mengaji dan layangan yang mendengung, seakan membawa kabar  keberadaanmu.

Pun ketika aku harus meninggalkan peta perjalanan pada ibu yang tertunduk lesu di tangga rumah, menahan irisan tangis yang menggenang di matanya nan mulai menua. Aku tak bisa berkata-kata, hanya bernapas dalam-dalam sambil menarik tenggorokanku yang terasa mau menumpahkan bah di ujung kidung pisah.

Tahukah kah kau? Dalam perjalanan panjang membentang, aku telah melupakanmu, melewatkan segala kenang di gerhana rindu, berteduh di piasnya malam, tanpa wejangan seorang ibu, bahkan rumah Tuhan sekalipun. Aah, dunia telah membuat tubuh dan jiwaku compang-camping.  

Tersenyum kuyu menatap ruangku, kosong. Melongo pada cermin diri, kotor. Tiba-tiba aku ingat akan-Mu, tempat segala awal bermula. Rindu suara azan-Mu yang menggetarkan iman, lalu sujud di rumah-Mu. Aku ingin kembali, melayari harimu June dan setelahnya dengan sederhana, sesederhana hatiku mengharap ridha-Mu, tanpa seorangpun yang tahu, sebelum semuanya perlahan mengatup tertutup. Aamiin.

Bingkai Hati, 130613


Selanjutnya »