Sabtu, 03 Januari 2015

Puisi Ketika Biang Cahaya Pergi Untuk Selamanya

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Bagi umat Islam Nabi Muhammad SAW adalah teladan dan seharusnya memang demikian. 

Puisi di bawah ini sedikit mengenai bagaimana keadaan umat Islam setelah ditinggal pergi Nabi Muhammad SAW untuk selama-lamanya. Silahkan dibaca semoga bermanfaat.  


Ketika Biang Cahaya Pergi Untuk Selamanya 
Oleh : Fuadi

Tak ada yang bisa melukiskan sedih begitu dalam ditinggal pergimu
Tidak juga selendang Fatimah nan basah
Bahkan Singa Padang Pasir sekalipun tertekuk  
Khulafaur Rasyidin menggenggam duka
Wajah wajah tawaduk tertunduk pasrah, muhasabah  

Gurun itu kini diam seribu bahasa
Siuran angin berhenti, hening mencekam
Cerukceruk hati diadukaduk bimbang, gamang
Saat biang cahaya kembali kepangkuan kekasihnya 

Pelitapelita mencoba menafsirkan titahmu
Dengan segenap jiwaraga
Melewati badaibadai gurun berpasir
Menyulut kembali suluhsuluh penerang di ranah gelisah akidah
Sebelum rebah dalam sejarah hikmah
  
Lalu dekade buram menghampiri
Kiblat musafir berganti
Zaman nan purba kembali

Tinggallah lilin-lilin, redup ditiup angin, goyah diterpa gelombang
Lilin yang dibakar, terbakar, membakar
Dan terkapar


Bingkai Hati, 120114


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam