Rabu, 26 November 2014

Puisi Di Pesta Rakyat Abah Menangis

Saya baru tahu kalau ini adalah puisi Sakmasek (berasal dari bahasa Madura). Sebuah puisi kritik Sosial, semoga yang dikritik tidak marah. Silahkan di nikmati, semoga bermanfaat. 

www.livakara.com

Di Pesta Rakyat Abah Menangis
Oleh : Fuadi

Di seantero nusantara
Indonesia raya masih saja berduka

Para pelayan
Elok nian wajah polesan
Semesta alam memandang penuh kemasygulan
Terompet hura hura mengiringi melodi melodi kerasukan
Arak-arakan lagu tumpah ruah menyambutmu bagai kesetanan

Rencana tuan
Apakah yang akan dimainkan
Ketika bumi pertiwi mengandung beban
Yang tersaji hanyalah kamuflase awal perjumpaan
Akan dibawa kemana surat suara rakyat yang jutaan
Tentang kemerdekaan, kemakmuran, kedamaian sesuai janji tuan

Amanah dihelatkan
Bukannya ditangisi di depan Tuhan
Aku hanya geleng geleng kepala menyaksikan
Habis sudah harapan lima tahun yang akan datang kawan

Mengusap bulir air mata
Emak melihat tungku tak menyala
Nenek melihat matahari makin membara
Adik, entah kemana akan melanjutkan sekolahnya
Nelangsa hati menyaksikan berita berita makin tak berbudaya
Getir, pahit hidup akan terus mengiringi walau raja berganti rupa 
Inilah kisah satu keluarga, hidup dari kayu yang semakin hari makin langka  
Satu satu langkah ayah tertatih menghapal musim dilewati penuh derita luka nestapa    


Alam Mayang, 201014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam