Jumat, 10 Januari 2014

Puisi Bidan


Puisi di bawah ini adalah apresiasi penulis terhadap sosok perjuangan seorang hamba yang kita sebut dengan bidan. Bidan yang mengabdikan dirinya di desa terpencil jauh dari kemewahan. Puisi ini pernah dilombakan namun tidak masuk kategori pemenang. Selamat membaca, semoga bermanfaat. 

Bidan Desa
Oleh : Fuadi

Cantik merona nampak di wajah beliamu 
Sepasang mata bening menatap indah nirwana 
Mengayun langkah menuruni lembah 
Menyapa kabut pagi di pinggang bukit  
Senyummu merekah di kelilingi para bocah 

Saat gadis kota seusiamu 
Menyulam mimpi indah 
Meretas hidup bergelimang wah 
Engkau memungut tetes-tetes embun   
Satu-satu kau lulurkan pada luka warga
Keringat kau biarkan tertebar

Kadang berjalan kaki
Sepeda kau tuntun

Seperti malam ini 
Sehabis shalat isya 
Senter kau nyalakan menerangi jalan 
Menyibak gulita malam 
Gigil kau tinggalkan meggelepar terasing di kamar sunyi
Segaris nyawa membutuhkan lentik jemarimu 
Agar tunas harapan bangsa lahir ke dunia 

Telah kau ikhlaskan kisah hidupmu
Di desa terpencil bersama koreng, panu dan nanah
Meski sulit 
Engkau lukis sederet sketsa 
Harapan
Impian
Cita-cita 
Untuk Indonesia sehat 


Bingkai Hati, 201212

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam