Sabtu, 09 Februari 2013

Puisi Pahlawan




Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sangsekerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.

Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia, sehingga rela berkorban tanpa pamrih (tidak mengharapkan balas jasa). 

Berangkat dari dari definisi tersebutlah kiranya presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno mengungkapkan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya". 

Kalau dilihat dari perjalanan sejarah bangsa, maka pahlawan di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kategori seperti : 
1. Pahlawan Perintis Kemerdekaan
2. Pahlawan Revolusi
3. Pahlawan Kemerdekaan 


Seiring berjalan waktu, maka kategori pahlawanpun bertambah banyak. Ada pahlawan kemanusiaan, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan lingkungan hidup, dan sebagainya. 



Puisi berikut ini sengaja penulis persembahkan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk negera tercinta kita Indonesia. Pahlawan yang berjuang dengan ikhlas, sehingga terwujudlah negara kita seperti sekarang ini. Pahlawan karena kecintaannya pada negara Indonesia rela berkorban walaupun dengan nyawa.  Pahlawan karena cintanya kepada negara Indonesia, telah mengabdikan dirinya dengan sukarela agar lahir generasi biru untuk membela negara. Orang-orang yang telah berjasa membangun bangsa ini, sehingga kita dapat menikmati hasil jerih payah mereka seperti  sekarang ini, mereka juga adalah pahlawan. 



Puisi ini hanyalah ungkapan hati. Tidak sepadan sebenarnya dengan apa yang telah mereka  korbankan demi bangsa ini. Semoga bermanfaat.  


Assalamualaikum Pahlawan
Oleh : Fuadi

Assalamualaikum pahlawan-pahlawan negeriku
aku berkunjung membawa sekeranjang doa sanjung 
untuk yang memuarakan ajal di Tanah Rencong, 
mengiris tangis di Perang Paderi pulau Andalas, 
kepada perang Diponegoro di tanah Jawa 
yang meregang nyawa di laut Arafura, 
sampai balutan aksara 7 jenderal di Lubang Buaya.

Walau kita tak pernah bersua
lewat buku sejarah aku membaca
lalu menilik, merangkum dalam sunyi
kemudian memetik hikmah dari gugurmu
aku mengisak tangis

Mengenangmu, pahlawanku 
yang merobek bendera Belanda di Hotel Yamato (Hotel Majapahit), 
selaksa dendam dalam kubangan merahnya "Bandung Lautan Api"
adalah perjuangan heroik yang tidak akan pernah lekang di makan masa 
10 November 1945 jadi pertanda 

Assalamualaikum pahlawan.
Izinkan aku menyambangi kuburanmu lewat puisi
menyiangi gundukan tanah rumah singgahmu 
menaburkan bunga kesturi  
membalurinya dengan munajat 
lalu bersimpuh menangkupkan tangan
seperti rindang bunga kemboja di sisi makammu 
saban hari berdoa kepada Sang Pencipta 
tentang puncak titik nadir perjuanganmu 
demi Indonesia jaya. 

Sekarang waktumu telah lewat, pahlawanku 
giliran generasi biru yang harus merawat
melayat setiap lekuk tanah bekas lelehan darahmu
dan menegakkan panji-panji  
dari anugrah sejarah
untuk bumi penuh berkah 

Pekanbaru, 211012

Puisi di atas terdapat dalam buku Antologi Puisi Talenta Tinta Emas 3 "Pahlawanku" yang diterbitkan oleh : CV. Wangsa Indira Jaya. Bagi yang berminat memiliki bukunya, silahkan hubungi langsung penerbitnya. 
Ini kover dari buku antologi Talenta Tinta Emas 3 "Pahlawanku"



Demikian, semoga bermanfaat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam