Senin, 09 Januari 2012

Mobil Esemka dan Industri Mobnas



Tahun baru saja mulai menghiasi kalender tahun 2012. Tapi bukan itu yang menjadi sorotan media nasional sekarang ini. Diawal tahun 2012 kita dihebohkan dengan kelahiran mobil Kiat Esemka, yang diprakarsai oleh Sukiyat yang dibantu oleh para pelajar SMK Warga Surakarta, bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Siapa Sukiyat, mengapa harus Sukiyat?.

Sukiyat hanyalah seorang yang tidak tamat STM, tapi mempunyai cita-cita yang besar, mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat dan berhati mulia. Sukiyat lahir di Trucuk, Klaten 22 April 1957.

Sejarah Singkat Mobil Kiat Esemka

Sukiyat yang memulai usaha bengkel motonya tahun 1978, kini berkembang menjadi tempat pengecatan mobil dengan sistem oven dan perbaikan bodi mobil. Persinggungan ayah dua anak ini dengan siswa sekolah menengah kejuruan dimulai ketika pada 2007, sewaktu memodifikasi sebuah Toyota Crown menjadi mirip Toyota Land Cruiser. Sejak tahun 2008 hingga kini bengkel seluas 6.500 meter persegi ini tidak sepi dari aktivitas perakitan mobil oleh siswa SMK. Setidaknya ada 20 SMK yang menitipkan siswanya untuk magang di tempatnya. “Ada yang dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” lanjut pria yang tidak lulus STM di Klaten ini.

Melihat kreativitas Sukiyat, Direktur Pendidikan Kejuruan Joko Sutrisno lantas mengajak kerja sama merakit mobil yang dikerjakan oleh siswa SMK. Joko saat itu meminta Kiyat membina siswa SMK dan merangkai mobil, tanpa menggunakan mesin pabrik. Kiyat langsung menyanggupi permintaan Joko. Dia kemudian mengumpulkan siswa yang PKL di bengkelnya.

Kemudian dimulailah perakitan mobil yang melibatkan para pelajar SMK, dia mendampingi siswa SMK 2 dan SMK Warga Surakarta yang merakit mobil Kiat Esemka. Dua mobil Kiat Esemka berhasil dirakit. dana dua unit mobil tersebut dari masing-masing sekolah, yang mendapat dana dari Kemendikbud. Satu unit biayanya sekitar Rp 350 juta. Komponen mesin didatangkan dari Jakarta, yang juga buatan siswa SMK 1 Jakarta.

Kemudian blok mesin dibikin di Klaten, dan mesin dirakit di SMA Warga. Mesin tersebut berjenis Twin Cam dengan merek Esemka dengan kapasitas 1.500 cc. “Sudah injeksi. Sehingga irit bahan bakar. Nama Kiat Esemka dipilih karena dia turut andil dalam pembuatan bodi, yakni sekitar 80 persen dari total perakitan mobil.

Dimulai pada September 2011, mobil Kiat Esemka yang berjenis Sport Utility Vehicle (SUV) selesai 2,5 bulan kemudian. Dia mengaku bangga dengan hasil karya siswa SMK. Hal itu membuktikan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Mobil Kiat Esemka naik daun setelah secara resmi Wali Kota Solo, Joko Widodo dan Wakilnya FX Hadi Rudyatmo menjadikannya sebagai kendaraan dinas. Secara tidak langsung, dialah yang memperkenalkan mobil Kiat Esemka ke masyarakat luas. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Anggota DPR Roy Suryo pun berniat untuk menggunakan mobil yang bernama Esemka Rajawali ini.

Komentar Para Perakit Mobil Kiat Esemka
Raut muka bahagia terlihat di wajah Untung Muhammad Shidiq. “Saya bangga ikut dalam tim perakit,” karena mobil yang saya ikut merakitnya memukau banyak orang, termasuk Wali Kota Surakarta Joko Widodo.
Dia merasa tidak minder lagi dengan mereka yang merakit mobil di pabrikan besar. "Ternyata kemampuan kami tidak kalah dengan mereka," terangnya.

Rasa bangga dirasakan pula oleh Faisal Ahmad. Pemuda 17 tahun ini bahagia bisa terlibat dalam perakitan. "Rasanya senang luar biasa," katanya.

Kebanggan tersebut juga dialami Madi, siswa kelas III Teknik Kendaraan Ringan A. Dia tidak menyangka dengan sambutan masyarakat yang begitu antusias terhadap kehadiran mobil Esemka. "Saya senang sekali," ujarnya.

Siswa SMK 2 lainnya, Okky Austriadi, berharap Esemka bisa jadi produk massal

Sopir Jokowi, Suliadi, juga turut berkomentar, mobil Kiat Esemka tidak kalah dengan Toyota Camry. “Mobilnya nyaman, suspensinya empuk. Saat melindas jalan berlubang juga tidak begitu terasa,” katanya. Selain itu, dia menganggap mobil itu stabil saat dikendarai dan handling-nya mulus.

Melihat antusias masyarakat yang sangat besar dan bangga menggunakan mobil Kiat Esemka, saya jadi teringat sewaktu masih kecil. Kapan ya Indonesia bisa membuat motor sendiri?, kapan ya Indonesia bisa membuat mobil sendiri?  

Jadi dengan ada momen seperti ini, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh seperti mempatenkannya, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Karena inilah saatnya karya anak bangsa diperkenalkan kepada seluruh dunia.

Karena ini bukan saja hanya omongan belaka tapi sudah menjadi kenyataan dalam masyarakat. Pemerintah hanya perlu mempromosikan, bahwa mencintai produk dalam negeri lebih baik dari pada kita beli produk buatan luar negeri. Kalau pemerintah benar-benar berpihak pada rakyat seharusnya pemerintah memfasilitasi apa yang seharusnya dibutuhkan orang yang telah bekerja keras untuk menciptakan sesuatu yang sangat membanggakan rakyat Indonesia ini.

Bisa jadi dengan menyekolahkan para perakit mobil Kiat Esemka ke negara-negara yang lebih maju agar mereka bisa menimba ilmu yang kemudian mereka bawa pulang kembali ke negeri mereka Indonesia tercinta tempat mereka akan mengabdikan ilmunya.

Agaknya inilah momentum yang tepat untuk membuka sebuah industri yang memproduksi mobil sendiri. Tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa.  

Semoga bermanfaat.

Pustaka : 
TEMPO.CO





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam