Kamis, 19 Januari 2012

Kata-kata Bijak



CINTA RASUL
“Siapa yang bersalawat atasku sekali, Allah akan bersalawat padanya sepuluh kali
- H.R. Muslim dan Abu Dawud-

TOBAT
Orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tiada berdosa, dan jika Allah mencintai seorang hamba, niscaya dosa tidak melekat pada dirinya.
(H.R. Ibn Majah, al-Tirmidzi, dan al-Hakim)

TOBAT SEBAGAI KARUNIA ALLAH
Seseorang bertanya kepada Rabi’ah al-Adawiyah, “Aku telah sering berbuat dosa dan menjadi semakin tidak taat. Tetapi, apabila aku bertobat, akankah Allah mengampuninya?”
Rabi’ah menjawab, “Tidak. Tetapi apabila Dia mengampunimu, maka engkau akan bertobat.”

MENDEKATI ALLAH
Makna persahabatan dengan Allah adalah bersahabat dengan semua karunia dan nikmat-Nya. Bersahabat dengan nikmat-Nya adalah bersyukur. Bersahabat dengan ujian-Nya adalah bersabar. Bersahabat dengan perintah-Nya adalah menghormati dan menunaikan. Bersahabat dengan larangan-Nya adalah menjauhi. Bersahabat dengan ketaatan adalah bersikap ikhlas. Dan bersahabat dengan Alquran adalah merenungkan.

SELAGI AJAL BELUM TIBA
Siapa meninggalkan sesuatu yang makruh, akan dibantu meraih berbagai kebaikan. Sedangkan siapa meninggalkan yang mubah, Allah akan membukakan untuknya pintu ketaatan, menolongnya dalam mengerjakan kewajiban, memberinya kelapangan, membukakan peluang baginya merasakan kehadiran Tuhan, dan mencerahkan cahaya keimanan dalam kalbunya.

MENGHINDARI TIPUAN DUNIA SEBELUM AKHIR BURUK TIBA
Dunia terasa manis dan rindang dalam pandangan orang-orang yang lalai. Sebaliknya, dunia laksana bangkai menjijikkan dalam pandangan orang-orang yang mulia dan berakal. Dunia manis dan rindang dalam pandangan jiwa yang jahat, tetapi bangkai menjijikkan dalam pandangan kalbu yang bersih.

YANG DUNGU DAN YANG BODOH
Yang patut diratapi adalah seorang hamba yang Allah karuniai kesehatan dan kekayaan, lalu menghabiskan keduanya untuk bermaksiat kepada Allah, membuat kerusakan di muka bumi, dan menuruti hawa nafsunya sendiri.
=====================
Engkau terhitung bodoh kalau cemburu pada istrimu tapi tak pernah cemburu pada imanmu sendiri. Engkau cemburu pada istrimu karena hawa nafsu dan syahwat, sementara engkau tidak cemburu pada kalbumu karena Tuhan.

MENJAUHI KELALAIAN
Jadilah seperti lebah. Tubuhnya kecil, sayapnya pendek, terbangnya sedikit, tetapi perhatiannya besar dan seleranya tinggi. Ia hanya hinggap di atas bunga, mengkonsumsi yang baik saja, memproduksi madu yang lezat, serta mengerjakan sesuatu yang mulia.

ANTARA AHLI MAKRIFAT DAN ORANG TERSESAT
Saat pagi, orang yang lalai berpikir tentang dunia dan berusaha mencarinya. Ia menghitung-hitung apakah dunianya bertambah atau berkurang. Sedangkan orang yang zuhud dan ahli ibadah, memasuki waktu pagi, akan mengevaluasi  bagaimana kondisinya bersama Allah. Ia begitu perhatian untuk menambah amal-amal ketaatan. Sementara itu, ahli makrifat, di waktu pagi maupun sore, selalu mengevaluasi kondisi kalbunya bersama Allah.

ORANG-ORANG PILIHAN
Siapa yang menunjukimu pada amal-amal syariat pasti ia melelahkanmu, siapa yang menunjukimu pada dunia berarti ia menipumu, sementara siapa yang menunjukimu pada Allah berarti benar-benar telah memberimu nasihat.

MEMPERLAKUKAN AHLI MAKSIAT
Sebagaimana engkau diminta untuk meninggalkan maksiat engkau juga diminta untuk menjauhkan diri dari pelaku maksiat. Engkau tidak boleh bermuka manis dan bercengkrama dengannya. Tetapi, hendaknya engkau berdoa agar ia mendapat petunjuk. Jangan sekali-kali engkau merusak kehormatan dan menyebarluaskan aibnya. Serta, jangan pula mencacinya di berbagai forum.

ANTARA TAWADUK DAN KESOMBONGAN
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.”
== (Q.S. Al-A’raf (7) : 146)==

MENGEVALUASI NAFSU
Kalbu yang mengikuti nafsu tak ubahnya seperti manusia yang menggantungkan diri pada orang yang mau tenggelam di lautan. Akhirnya, keduanya sama-sama tenggelam. Sedangkan menyerahkan nafsu kepada kalbu seperti manusia yang menyerahkan dirinya pada perenang mahir. Ia pun bisa berenang bersamanya hingga selamat sampai daratan.

KALBU SEORANG MUKMIN
Kalbu yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan cermin itu dan tak pernah lagi ia pakai sehingga wajahnya pun tak karuan.
Sebaliknya, kalbu yang mengenal Allah seperti cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilat.

MEMANFAATKAN USIA
Peliharalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara (yang lain) : hidupmu sebelum matimu, masa mudamu sebelum masa tuamu, saat sehatmu sebelum saat sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, dan era kayamu sebelum era miskinmu (Hadits Nabi SAW)

SHALAT
Orang yang duduk dengan pemilik minyak kesturi, ia juga akan mendapat aroma wanginya. Dalam shalat sebenarnya kita sedang duduk bersama Allah. Bila engkau duduk bersama-Nya, tetapi tidak mendapat apa-apa dari-Nya, itu menunjukkan ada penyakit dalam kalbumu.

ILMU
Syariat ialah disiplin ‘ubudiyah, sementara hakikat ialah penyaksian ilahiyah. Setiap syariat yang tidak dikukuhkan hakikat, tidaklah bisa diterima. Setiap hakikat yang tidak dikukuhkan syariat, tidaklah akan berguna.
== Abu al-Qasim al-Qusyairi ==


PARA WALI ALLAH
Mereka bersegara menuju Allah dengan membersihkan kalbu dari segala sesuatu selain-Nya. Tak ada yang menghalangi dan menyibukkan mereka dari Allah. Karenanya merekalah yang lebih dulu bergegas menuju Allah tanpa ada yang merintangi.

MEMBURU HIKMAH
Orang yang selalu menghadiri majelis ilmu dan hikmah ibaratnya seorang pemburu. Meski hari ini boleh jadi ia tiada mendapat apa-apa, esok hari bisa jadi ia menangkap buruannya.

MENYIKAPI DUNIA
“Ketahuilah, kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-mebah di antara kalian, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak .... Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
=== Q.S. Al-Hadid (57) : 20 ===

Demikian, semoga bermanfaat.

Diambil dari buku "Tutur Penerang Hati" Karangan Ibn ‘Atha’illah al-Sakandari
Judul Asli “Bahjat al-Nufus” diterjemahkan oleh : A. Fauzy Bahreisy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambah sahabat dengan komentar, No Spam